Sukses

Tantangan Orangtua Memilih Sekolah Inklusi untuk Anak

Sekolah Inklusi adalah sebuah program pada sekolah reguler yang menyatukan antara anak umum dengan anak yang berkebutuhan khusus

Liputan6.com, Jakarta Memilih sekolah yang tepat bagi buah hatii memang gampang-gampang susah. Apalagi bila anak memiliki kebutuhan khusus. Tapi bukan berarti orangtua boleh mudah berputus asa. Simak pengalaman Mommy Mira Utami dari Babyologist berikut ini.

Usia anak saya, Babam, sudah memasuki tahap untuk Sekolah Dasar. Namun, ia didiagnosa memiliki Gangguan Bahasa Ekspresif (GBE). Sebagai orang tua, tentunya kami menjadi agak kesulitan mencari sekolah yang bisa mengerti kondisi khusus anak saya. Sementara itu, berdasarkan Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif, Sekolah Dasar Negeri wajib menerima siswa berkebutuhan khusus.

Sekolah Inklusi adalah sebuah program pada sekolah reguler yang menyatukan antara anak umum dengan anak yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti proses belajar mengajar bersama-sama.

Namun, apakah kurikulum, tenaga pengajar, dan fasilitas sudah siap dengan program yang sudah dicanangkan? Karena pemerintah ingin mendorong semua anak agar dapat mengemban pendidikan dengan layak, tentunya perlu adanya pembenahan untuk mendukung pendidikan yang sinergi.

Kami menyadari untuk mewadahi pendidikan bagi anak, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan juga karakter anak. Untuk itu kami sebagai orang tua harus lebih siap untuk menyiapkan dana pendidikan agar anak kami mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kekhususannya.

Pertimbangan kami dalam memilih sekolah inklusi ketika berkeliling mencari sekolah yang dirasa cocok adalah lingkungan pendukung untuk berkembangan anak, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan rumah atau warga sekitar dan juga lingkungan sekolah.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hal yang harus diperhatikan

Lokasi Sekolah

Tentu saja lokasi yang paling dekat dengan rumah, lalu kami perhatikan lagi lokasi parkir antar dan jemputnya; apakah anak diawasi sampai ia benar-benar sampai kepada orang yang menjemputnya?

Kurikulum Sekolah

Kalau untuk Babam, kami tidak menuntut untuk mengikutikurikulum yang ada. Namun kami tanyakan lagi ketika anak berminat dengan pelajaran A tetapi sangat tidak bersemangat dengan pelajaran B apa yang harus dilakukan? bagaimana cara menangani anak dan menstimulasi anak dalam proses kegiatan pembelajaran?

Pemahaman ABK

Sejauh mana sekolah mengerti menganai ABK? Apa saja diagnosa yang diketahui oleh sekolah? Apakah ada psikolognya? Apakah sekolah mengetahui mengenai penanganan tipe ABK? Perlu kita ketahui, diagnosa yang sama belum tentu penanganannnya pun akan sama.

Fasilitas Belajar

Apakah sekolah memiliki lapangan terbuka, kantin, mushola, kamar kecil yang ramah anak-anak? Selain itu apakah ada buku penunjang, dan media belajar yang diperuntukan untuk ABK?

Evaluasi dan Ujian

Bagaimana cara sekolah dalam menilai dan memberikan report hasil belajar anak di sekolah? Observasi apa yang dilakukan sekolah dalam melihat peminatan ABK, dan apa saja goal ekspektasi yang disepakati orang tua untuk dijalankan bersama-sama? Bagaimana cara penyampaian gur dan pihak sekolah kepada siswa/siswi umum mengenai ABK? Selainjutnya ketika ada permasalahan, bagaimana sikap sekolah untuk menangani hal tersebut? 

Mulai dari hal diatas tentu saja penjelasan bisa lebih berkembang. Dari awal, kami menjelaskan secara detail tentang diagnosa Babam. Selanjutnya dijelaskan juga kebiasaan di rumah, perilaku, tes IQ, terapi yang dijalankan, buku yang bisa diperjari sekolah mengenai diagnosa yang dimiliki Babam, dokter yang menangani Babam, makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi, hal-hal rigid yang memicu Babam tanrum bagaimana penangananannya, dan tahapan perkembangan Babam kami jelaskan semua kepihak sekolah.

3 dari 3 halaman

Ketika menemukan sekolah yang tepat

Memang lelah mengulang-ulang ke beberapa sekolah dan tidak sedikit kami menerima kekecewaan karena Babam belum bisa bergabung di beberapa sekolah yang kami datangi. Namun, memang itu semua demi kebaikan bersama, dan kami menyadari kondisi Babam juga tidak bisa dipaksakan. Jadi kami benar-benar mencari sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak kami.

Sekarang memang kami sudah mendapatkan sekolah yang dirasa cocok. Kalau Sekolah Dasar itu sekitar 6 tahun jadi harus dicari yang betul-betul cocok dengan anak. Jangan memaksakan egoisme orang tua saja, tetapi memikirkan masa depan serta kebutuhan anak juga.

Setelah observasi dan diterima, kami sangat senang karena pihak sekolah juga bersemangat untuk memperdalam lagi pendidikan untuk tipe dan kekhususan yang dimiliki Babam. Babam sekolah untuk tahun ajaran 2019/2020 tetapi sudah mencari sekolah di bulan September 2018, observasi dibulan november 2018, dan kini sedang menjalani Persiapan Kelas setiap hari sabtu selam 2 jam. Kami sangat senang ketika selama persiapan kelas Babam selalu bersemangat.

Untuk kelompok bermain, dan taman kanak-kanak sebelumnya Babam bersekolah di Sekolah Inklusi dengan Metode Montessori. Semoga anak-anak bisa mendapatkan sekolah yang cocok dan semoga orang tua selalu semangat mendampingi si Kecil untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Semoga bermanfaat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini