Sukses

6 Fakta tentang Cacar Monyet yang Perlu Anda Tahu

Cacar monyet menular dari binatang ke manusia, jarang terjadi penularan antar manusia.

Liputan6.com, Jakarta Cacar monyet (monkeypox) menjadi topik hangat sepekan terakhir usai Singapura mengumumkan kasus ini untuk pertama kalinya. Pada awal Mei 2019 lalu seorang warga negara Nigeria positif terinfeksi penyakit ini saat mengikuti lokakarya di Negeri Singa.

Berikut, lima fakta soal cacar monyet yang perlu Anda tahu:

- Ditularkan dari binatang ke manusia

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan dari binatang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi ketika berdekatan maupun mengonsumsi daging dari hewan yang terinfeksi seperti disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin Laksmi Duarsa Anggari Putri.

"Jadi, jauhi atau hindari penularan dengan binatang yang sudah terinfeksi dengan virus monkeypox," kata Laksmi lewat sambungan telepon kepada Liputan6.com.

"Lalu, jika memasak daging, harus dimasak hingga benar-benar matang," lanjutnya.

Sebagian besar kasus penularan dilaporkan dari binatang ke manusia, bisa juga dari manusia ke manusia tapi sangat jarang terjadi.

"Kalau penularan antar orang, dilaporkan tidak terlalu banyak ya, tapi bisa saja hanya jarang. Biasanya lewat tikus atau binatang lain yang terinfeksi," katanya.

- Orang dengan daya tahan tubuh rendah rentan tertular

Cacar monyet merupakan penyakit yang terjadi karena terinfeksi virus monkeypox. Seperti virus-virus lainnya, orang dengan daya tahan tubuh rendah yang paling berisiko terinfeksi.

"Virus itu menyerang pada orang-orang yang kondisi tubuhnya kurang bagus," kata Laksmi.

Saksikan juga video menarik berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gejala Cacar Monyet

Usai terinfeksi virus monkeypox tidak langsung memperlihatkan gejala. Gejala timbul sekitar 14-21 hari setelah terpapar virus.

Gejala yang muncul bisa mirip dengan cacar, vitiligo, kudis, bisa juga mirip campak. "Demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit otot, dan ruam kulit," tutur wanita yang berpraktik di Bali ini.

- Gejala lebih ringan dari cacar air

Masyarakat diminta tidak perlu panik dengan laporan kasus di Singapura karena gejalanya lebih ringan dari cacar air.

"Gejala lebih ringan dari cacar air tapi bisa fatal juga, bisa menyebabkan pneumonia," kata Laksmi.

- Tetap waspada

Meski gejala lebih ringan daripada cacar air, Laksmi menyarankan untuk tetap waspada. Yag paling penting selalu menjalankan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan, terutama mencuci tangan dengan sabun.

 

3 dari 3 halaman

Belum Ditemukan Kasus di Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta masyarakat tidak perlu panik terkait ditemukannya penyakit cacar monyet di Singapura.

"Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia," kata Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Kasus cacar monyet kebanyakan terjadi di beberapa wilayah Afrika dan jarang ditemukan di negara-negara Asia.

Pada 1970 terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada manusia pertama kali di Republik Demokratik Kongo. Tahun 2003 dilaporkan kasus di Amerika Serikat, akibat riwayat kontak manusia dengan binatang peliharaan prairie dog yang terinfeksi oleh tikus Afrika yang masuk ke Amerika. Lalu pada tahun 2017 terjadi kejadian luar biasa di Nigeria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.