Sukses

23 Kontak Pasien Cacar Monyet di Singapura Tidak Tunjukkan Gejala

23 orang di Singapura yang berkontak dengan pasien cacar monyet asal Nigeria sejauh ini tidak menunjukkan tanda atau gejala terinfeksi penyakit tersebut

Liputan6.com, Jakarta 23 orang yang berkontak dengan pasien cacar monyet asal Nigeria tidak menunjukkan tanda-tanda tertular infeksi hingga Senin malam. Meski begitu, mereka tetap akan dikarantina hingga 21 hari setelah kontak dengan pasien. Umumnya penyakit ini akan memperlihatkan gejala antara 6 sampai 16 hari.

Mengutip Straits Times pada Rabu (15/5/2019), lima orang kontak yang dikarantina di rumahnya merupakan warga Singapura.

Selain itu, ada 17 warga asing yang ditempatkan secara terpisah di tempat karantina yang ditunjuk. Seorang warga asing lainnya juga sudah meninggalkan Singapura tanpa gejala apapun.

Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan mereka juga mendapatkan fasilitas Wi-Fi dan makanan yang diberikan selama karantina cacar monyet.

"Mengingat tujuannya untuk kesehatan masyarakat, biaya yang dikeluarkan dari penggunaan fasilitas karantina yang ditunjuk, penilaian di NCID (National Centre for Infectious Diseases), dan vaksinasi pasca paparan, akan ditanggung oleh Kementerian Kesehatan," kata Kemenkes Singapura dalam sebuah pernyataan pada media Selasa lalu.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Singapura Negara Asia Pertama yang Melaporkan

Leong Hoe Nam, spesialis penyakit menulari di Mount Elizabeth Novena juga mengatakan bahwa penularan di Singapura sendiri sangatlah rendah. Sehingga, masyarakat setempat juga tidak usah risau.

"Cacar monyet sudah ada di negara-negara lain seperti Inggris dan tidak transmisi lokal sesudahnya. Itu tidak terjadi di sana dan kemungkinan terjadi di Singapura juga rendah," kata Leong.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan Singapura sendiri menjadi negara keempat di luar benua Afrika, yang melaporkan kasus cacar monyet. Mereka juga menjadi negara Asia pertama.

 

3 dari 3 halaman

Penularan Sekunder Tidak akan Terjadi

Di 2017, Inggris dan Israel melaporkan kasus cacar monyet. Adapun seluruhnya hanya ada 4 pasien. Sementara 2003, Amerika melaporkan 47 kasus cacar monyet yang dikaitkan dengan pengiriman hewan impor dari Ghana.

Leong melihat bahwa dari laporan yang sudah ada di beberapa negara itu, penularan sekunder tidak akan terjadi. Termasuk di Singapura.

Selain itu, vaksin cacar air biasa juga bisa memberikan 80 persen perlindungan dari cacar monyet apabila diberikan setidaknya empat hari setelah paparan. Lebih dari itu, infeksi tidak bisa dicegah tetapi gejala penyakit bisa dikurangi.

Di Indonesia sendiri, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono meminta masyarakat Indonesia agar tidak panik atau khawatir soal penyakit ini.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox di Indonesia,” kata Anung dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.