Sukses

Nyawa Bayi Fleur Melayang Setelah Dicium Banyak Orang

Setelah dipegang dan dicium banyak orang dalam acara besar, bayi mungil ini meninggal.

Liputan6.com, Inggris Senyum kebahagiaan bayi Fleur setelah dipeluk dan dicium banyak orang lenyap kala sang bayi mungil ini tak pernah bangun lagi dari tidurnya. Fleur Edwards yang berusia tiga bulan terlihat nyaman dan bahagia ketika dia pergi tidur di ranjang bersama orangtuanya.

Sehari sebelum Fleur meninggal, keluarga tersebut menghadiri acara penggalangan dana untuk seorang kerabat. Sang ibu curiga, kontak dengan banyak orang menyebabkan kematian Fleur, dikutip dari Gloucestershire Live, Senin (6/5/2019).

Ibu Emily Vandenbrouck, dari Paignton, Devon, Inggris menegaskan, Fleur telah dipegang dan dicium oleh banyak orang pada hari penggalangan dana. 

"Aku hanya ingin meningkatkan kesadaran agar keluarga lain tidak harus merasakan sakit hati yang kami alami setiap hari," ujar Emily.

Beberapa jam sebelum kepergiannya, Fleur tampak bahagia berfoto bersama keluarga. Tawanya mengembang. Namun, rupanya bayi mungil itu terkena infeksi  Strep B Grup yang fatal

Emily menyampaikan, Fleur pergi tidur dalam kondisi normal dan bahagia. Bayi itu pun tak mengalami demam. Tapi ternyata Fleur tak pernah bangun lagi.

"Dia menyukai tidurnya dan tidur sepanjang malam. Dia adalah bayi teladan. Dia berada di kamar kami. Ayahnya yang menemukannya pertama kali. Aku meraihnya dan melakukan CPR tapi begitu aku melihatnya, dia sudah pergi (meninggal)," lanjutnya.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak ada tanda-tanda infeksi

Foto terakhir bersama Fleur diambil pada pukul 18.00 di hari sebelumnya. 

Dokter terkejut dengan kematian Fleur karena tulang belakang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Fleur kemudian menjalani pemeriksaan di rumah sakit Great Ormond Street Hospital.

Di rumah sakit ini, Emily menemukan hasil diagnosis berupa Strep B. Sebagian besar wanita hamil memang membawa bakteri B streptococcus (GBS). Tapi sangat kecil risiko untuk menularkannya pada bayi saat melahirkan.

Terkadang bayi baru lahir dapat mengalami komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa, tetapi ini tidak umum. Infeksi GBS selama kehamilan juga dapat menyebabkan keguguran, persalinan prematur atau bayi lahir mati.

 

3 dari 3 halaman

Infeksi GBS

GBS adalah salah satu dari banyak bakteri yang dapat hadir dalam tubuh kita. Biasanya tidak menyebabkan kerusakan. Berdasarkan National Health Service (NHS) Inggris, diperkirakan sekitar 1 dari 5 wanita hamil di Inggris membawa GBS dalam sistem pencernaan atau vagina mereka.

Sekitar waktu persalinan dan kelahiran, banyak bayi bersentuhan dengan GBS. Sebagian besar bayi tidak terpengaruh, tetapi sejumlah kecil dapat terinfeksi.

Jika bayi mengalami infeksi GBS kurang dari 7 hari setelah lahir dikenal sebagai infeksi GBS onset dini. Sebagian besar bayi yang terinfeksi mengalami gejala dalam 12 jam setelah kelahiran.

Gejalanya meliputi tidak responsif, makan dengan baik, mendengkur, suhu tinggi atau rendah, denyut jantung cepat atau lambat, laju pernapasan cepat atau lambat, dan lekas marah. Infeksi GBS yang mulai timbul 7 hari atau lebih setelah bayi lahir, biasanya tidak terkait dengan kehamilan.

Bayi mungkin terinfeksi setelah kelahiran. Sebagai contoh, mereka mungkin terinfeksi dari orang lain. Infeksi GBS setelah usia 3 bulan sangat jarang. Menyusui tidak meningkatkan risiko infeksi GBS, melainkan akan melindungi bayi dari infeksi lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.