Sukses

Pria Ini Stroke Usai Meregangkan Leher

Niat hati meregangkan leher, pria AS tanpa sengaja membunyikan leher hingga berbunyi 'krek', yang berujung stroke.

Liputan6.com, Oklahoma Josh Hader (28) asal dari Guthrie, Oklahoma, Amerika Serikat tak menyangka, membunyikan leher berujung membuat dirinya terserang stroke. Kejadian bermula pada 14 Maret 2019. Pada waktu itu, leher Josh terasa nyeri, ia pun mencoba meregangkannya, tanpa sengaja membunyikannya sampai terdengar 'krak.'

Tak lama berselang, sisi kiri tubuhnya mulai mati rasa. Josh berusaha pergi ke dapur untuk mengambil es dan mengompres area yang mati rasa. Sayang, tidak berjalan mulus.

"Aku terus berjalan miring hampir 45 derajat ke kiri," katanya, sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat (3/5/2019).

Ayah mertua Josh segera saja membawanya ke UGD. Petugas layanan kesehatan memberinya TPA, semacam alat yang memecah gumpalan darah. Setelah itu, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Mercy yang lebih besar dan berada di unit perawatan intensif selama empat hari, sebelum dikirim ke terapi rawat inap.

Dokter yang merawat Josh di Rumah Sakit Mercy, Vance McCollom, menyampaikan bahaya meregangkan leher terlalu keras. Bisa saja aktivitas ini merobek pembuluh darah. 

"Ketika dia membunyikan lehernya, dia (tanpa sengaja) merobek pembuluh darah yang menuju ke tulang leher, yang mana area tersebut bergabung dengan tengkorak di pangkal otak," jelas Vance.

"Cara dia memutar leher menyebabkan area pembuluh darah yang robek terputus."

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Arteri terganggu karena robekan

Vance menceritakan kondisi Josh saat pertama kali tiba di Rumah Sakit Mercy. "Ketika tiba, dia hampir mati rasa, lemah, penglihatan ganda, dan sisi kirinya mati rasa," ujarnya.

Saat datang, hasil pemeriksaan menunjukkan arteri terganggu karena robekan yang menyebabkan stroke. Faktor ini membuat Josh tidak bisa berjalan lurus dan terus jatuh. Kini, setelah rehabilitasi, Josh dapat hidup mandiri.

"Saat ini, aku bisa berjalan tanpa alat bantu jalan atau tongkat, tetapi aku lelah jauh lebih cepat dari sebelumnya. Keseimbanganku masih lemah, tetapi itu tidak buruk," Josh melanjutkan.

Bagian tubuh sisi kiri berdenyut sedikit dan terasa lebih berat dari biasanya. Sementara itu, sisi tubuh bagian kanan tidak merasakan sakit yang menyakitkan atau panas/dingin.

"Aku baik-baik saja secara emosional. Seperti yang aku katakan sebelumnya, masih sulit berjalan jarak jauh, tetapi semakin baik," katanya.

3 dari 3 halaman

Otot mata lemah dan cegukan

Selama pemulihan, Josh harus memakai penutup mata selama beberapa minggu karena saraf terluka. Ini menyebabkan kelemahan pada salah satu otot matanya.

Bagi Josh, salah satu efek samping terburuk dari stroke adalah cegukan. Ia menganggap itu aneh.

"Itu mengerikan. Secara harfiah, aku dua minggu cegukan sejak stroke terjadi. Bahkan membuatku hampir tidak mungkin bernapas selama beberapa detik. Dan itu menakutkan," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.