Sukses

Orang dengan Diabetes Rentan Alami Hipoglikemia Saat Ramadan, Kenapa?

Sebuah studi dari EPIDIAR pada 2001 di 13 negara dengan populasi Muslim terbesar, menunjukkan kenaikan angka hipoglikemia saat bulan puasa.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kelompok yang harus cukup berhati-hati saat berpuasa di bulan Ramadan adalah orang dengan diabetes. Pasalnya, mereka rentan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. 

Risiko hipoglikemia bisa meningkat hingga 7,5 kali lipat selama Ramadan pada pasien diabetes tipe 2. 

Sebuah studi dari EPIDIAR pada 2001 di 13 negara dengan populasi Muslim terbesar, menunjukkan kenaikan angka hipoglikemia saat bulan puasa. Maka dari itu, kondisi ini perlu diwaspadai pada mereka yang memiliki diabetes namun tetap ingin menjalankan ibadah puasa. 

"Selama Ramadan, terjadi peningkatan insiden hipoglikemia yang signifikan pada pasien DMT2 (Diabetes Melitus tipe 2). Hal ini karena pasien DMT2 mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis, " kata Ketut Suastika, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia dalam temu media dan blogger di Cikini, Jakarta pada Jumat (26/4/2019).

Ketut menambahkan, ada beberapa risiko apabila seseorang terkena hipoglikemia saat bulan puasa. Yang paling utama, tentu saja ibadah menjadi terganggu. Selain itu, secara fisik, mereka juga berisiko terserang berbagai masalah kesehatan seperti kejang dan hilang kesadaran.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perhatikan pengobatan

Selain itu, pola pengobatan juga harus diperhatikan pada orang dengan diabetes, ketika ingin melakukan ibadah puasa. Meski, ada beberapa obat yang terbilang aman.

"Tetap saja itu berpengaruh pada gula darah," kata Ketut pada Health Liputan6.com.

Sehingga, untuk menghindari hipoglikemia, disarankan untuk mengubah pola konsumsi obat. Misalnya, dengan menggunakan obat yang biasanya dipakai di pagi hari, bisa digunakan di malam hari.

"Biasanya dosisnya juga dikurangi. Kalau secara umum, mereka kan mengurangi makanan sehingga dosis obat juga dikurangi, " kata profesor yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali ini.

3 dari 3 halaman

Gejala hipoglikemia

Sementara, untuk apa yang harus dimakan, pasien juga harus mengaturnya sesuai kebutuhan. Yang pasti, apabila seorang dengan diabetes ingin berpuasa, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum melakukannya.

"Penting bagi pasien DMT2 melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi manajemen puasa yang tepat dan meminimalisir risiko hipoglikemia, " tambahnya.

Ketut mengatakan, pasien diabetes bisa menghindari masalah ini dengan menjalankan pola makan seimbang, aktif beraktivitas fisik, rutin memantau kadar gula secara berkala, serta melakukan pengubahan pengobatan yang memicu pelepasan insulin secara berlebihan.

Beberapa gejala hipoglikemia adalah jantung berdebar, gemetar, lapar, keringat dingin, cemas, lemas, sulit mengontrol emosi dan konsentrasi, serta kebingungan. Ketika angkanya mencapai di bawah 50 mg/dL, pasien bisa kejang, koma, gangguan fungsi pembuluh darah, kontraksi detak jantung, hingga kematian.

Adapun, seseorang bisa dikatakan hipoglikemia ketika kadar gula dalam darahnya di bawah 70 mg/dL.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Diabetes (diabetes melitus) adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah.

    Diabetes

  • Menurut ahli bahasa Sansekerta, upawasa bermakna ritual untuk “masuk” ke Yang Ilahi.

    puasa

Video Terkini