Sukses

Korban dan Pelaku Dalam Kasus ABZ di Pontianak Sama-Sama Murid yang Baik

Hasil penelusuran KPAI, Korban ABZ dan pelaku ternyata berperilaku baik di sekolah.

Liputan6.com, Jakarta Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengungkapkan bahwa korban dan pelaku dalam kasus ABZ di Pontianak, Kalimantan Barat, sama-sama berperilaku baik di sekolah.

Pihak sekolah, baik sekolah korban maupun pelaku, sendiri yang menyatakan bahwa murid-murid mereka itu anak yang baik. 

"Pihak sekolah menilai anak-anak tersebut berperilaku baik di sekolah," kata Retno di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, pada Selasa sore, 15 April 2019. 

Dari pernyataan itu bisa diartikan bahwa pihak sekolah tidak mencampuri urusan proses hukum yang tengah dijalani ABZ dan pelaku. KPAI pun mengapresiasi hal tersebut.

Sebab, pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat menghormati proses yang tengah berjalan.

"Intinya dengan tetap menjamin hak pendidikan anak, baik pelaku dan korban serta menyatakan hal-hal positif terbaik terhadap keduanya," Retno menambahkan.

Di sisi lain, KPAI juga berfokus pada siber bullying. Ada dampak yang terjadi ketika anak-anak tersebut kembali mengikuti pembelajaran di sekolah. Perundungan yang ada di media sosial bisa terjadi di dunia nyata.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jadi sasaran ejekan

Dampak perundungan di dunia siber dapat kuat dan lebih berat dialami korban dan pelaku kelak sudah masuk sekolah. Ini dipengaruhi penerimaan dan pemahaman yang dipikirkan anak-anak lain.

"Pada level anak, penerimaan kan bisa berbeda. Misalnya saya lihat, meski akun media sosial anak yang bersangkutan sudah ditutup. Jejak digital korban dan pelaku masih diekspos. Viral dari WhatsApp ke WhatsAp," Retno melanjutkan.

Adanya viral tersebut dapat berujung pada ejekan di dunia nyata, terutama di sekolah.

3 dari 3 halaman

Literasi digital

Sekolah memegang peranan penting, jangan sampai pelaku dan korban kembali menuai masalah di sekolah. Edukasi berupa literasi digital bisa dibangun pada anak.

"Ini penting edukasi dan literasi digital," ujar Retno.

Literasi digital menitikberatkan pada kebenaran peristiwa. baik atau buruk melakukan penyebaran suatu peristiwa, serta apakah bermanfaat sebuah berita untuk disebarluaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.