Sukses

4 Ancaman Kesehatan di Balik Diet Ekstrem

Diet ekstrem malah lebih banyak menyebabkan kerugian bagi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Diet ekstrem demi memiliki tubuh ideal dilakukan sebagian orang. Salah satu kasus nyata belum lama ini ramai dikabarkan seorang wanita asal Israel yang hanya minum air putih dan jus selama tiga minggu. Bukannya berat badan turun, ia malah hampir meninggal karena tubuhnya kekurangan nutrisi. 

Contoh diet ekstrem di atas tentu saja dapat menyebabkan kerugian bagi tubuh. Bagi Anda yang juga tengah menjalani diet ekstrem, ada baiknya untuk berpikir ulang dan mengunjungi dokter untuk tahu diet yang sehat. 

Jika diet ekstrem tetap dijalankan ada banyak masalah kesehatan terjadi. Seperti dilansir dari US News Health, Rabu (9/4/2019) berikut hal buruk yang bisa terjadi saat menjalani diet ekstrem.

1. Dehidrasi

Menurut seorang dokter penyakit dalam bernama Louis J. Aronne, jika melakukan olahraga pada umumnya, setiap keringat yang keluar mungkin bukan berasal dari lemak, namun dari air yang dibutuhkan oleh tubuh. Keringat berupa air/ion tubuh akan keluar jika seseorang membatasi atau berhenti mengonsumsi kalori, karbohidrat, dan glikogen.

Glikogen merupakan bentuk karbohidrat yang disimpan di hati dan otot. Glikogen melekat pada produksi air tubuh. Jika seseorang membakar semua kandungan glikogen tubuhnya, air/ion tubuh akan keluar. "Hal ini dapat menimbulkan dehidrasi," kata Aronne.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Gula darah tak stabil

Melakukan diet ekstrem dapat menghambat pasokan karbohidrat, protein, lemak, dan serat yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kadar gula darah dan insulin tetap stabil.

Selain gula darah, sebuah studi mengenai diabetes tahun 2013, mengatakan bahwa diet ekstrem dapat menyebabkan diabetes tipe 2, karena pemasokan insulin yang tidak beraturan.

3. Kerusakan pada otot

Sebuah penelitian dari Kongres Eropa tahun 2014, menemukan bahwa semakin cepat berat badan turun, maka seseorang akan kehilangan otot tiga kali lebih banyak daripada yang melakukan penurunan badan yang lambat. Selain berpengaruh pada otot, penurunan badan yang cepat juga berisiko kematian dini.

3 dari 3 halaman

4. Metabolisme tubuh melambat

Kerusakan otot berakibat pada laju metabolisme yang secara otomatis menjadi turun. Seorang ahli diet bernama Kristin Kirkpatrick menjelaskan bahwa jika metabolisme tidak berjalan dengan baik, hal tersebut akan membuat seseorang sering merasa kelaparan, bahkan dapat memicu kematian.

Penulis: Dara Elizabeth

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.