Sukses

Lakukan Skrining, Kemenkes Temukan 35 Ribu Orang Terduga Tuberkulosis

Kementerian Kesehatan melakukan skrining atau deteksi pada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI melakukan pemeriksaan atau skrining I untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis (TB) di beberapa tempat yang memiliki potensi penularan. Seperti pondok pesantren, asrama TNI dan POLRI, serta lembaga pemasyarakatan.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan RI, Anung Sugihantono mengatakan ini juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2019. Adapun, pemeriksaan dilakukan serentak di 34 provinsi dari 18 Februari hingga 18 Maret 2019 di masyarakat umum dan tempat-tempat yang sudah disebutkan sebelumnya.

"Tujuan skrining ini adalah untuk meningkatkan cakupan, penemuan TB secara aktif dan masif serta terstruktur, sehingga kita mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengobatan secara dini dan memastikan untuk memutus rantai penularan pada yang lainnya," kata Anung di Tasikmalaya, Jawa Barat ditulis Kamis (28/3/2019).

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temukan 35 Ribu Terduga Tuberkulosis

Hingga 22 Maret, data yang masuk ke Kemenkes menyatakan bahwa 64.337 orang di asrama TNI, 39.177 warga lapas, 47.420 orang di pondok pesantren, 12.868 warga dari populasi kunci HIV/AIDS, sudah melakukan deteksi tuberkulosis. Sementara itu, dari yang sudah dilakukan skrining dengan total 471.215 Anung mengatakan bahwa mereka berhasil menemukan terduga TB sebanyak 35.990 orang.

"Memang angka ini masih jauh dari harapan. Namun demikian, kami sudah mulai mengobati 8.442 orang yang sudah dipastikan positif dan diberikan obat anti tuberkulosis," kata Anung menambahkan.

Dengan semakin bertambahnya cakupan skrining, Anung berharap agar semakin banyak kasus tuberkulosis yang ditemukan. Hal ini juga memudahkan para pasien mendapatkan pengobatan yang lebih cepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.