Sukses

Kenali Penyakit Ebola, Penularan dan Gejalanya yang Mirip Demam Biasa

Penyakit Ebola adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus mematikan yang ditemukan hampir 40 tahun lalu ini, baru-baru saja muncul lagi di Kongo. Bahkan korban tewas lebih dari 27 orang sejak April 2018.

Namun akhir-akhir ini virus penyakit ebola mulai ditemukan di Asia. Penyakit ebola adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Ebola berasal dari keluarga virus Filoviridae.

Ebola sangat menular dan mengancam nyawa. Sekitar 90% dari pasien yang terinfeksi penyakit ini tidak dapat bertahan hidup.

Yang membuat virus ebola sangat menakutkan adalah kemampuannya berkembang biak. Virus ini dapat menggumpalkan sel darah, sehingga menghambat aliran darah menuju organ lain.

Jika organ tubuh kekurangan darah, maka organ akan rusak. Setelah menyerang darah, virus ebola juga menyerang organ lain, seperti ginjal, otak, usus, hati dan sebagainya. Seringkali pasien ebola meninggal karena gagal ginjal. Berikut penjelasan penyakit ebola yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (18/3/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Gejala Penyakit Ebola

Gejala biasanya mulai secara tiba-tiba dalam 5-10 hari sejak tubuh terinfeksi virus penyakit Ebola. Tanda-tanda dan gejala awal meliputi:

· Demam

· Sakit kepala parah

· Menggigil

· Lemah

Dengan berjalannya waktu, gejala bisa berkembang menjadi semakin parah, meliputi:

· Mual dan muntah

· Diare (mungkin berdarah)

· Mata merah

· Ruam yang timbul

· Nyeri dada dan batuk

· Penurunan berat badan yang parah

· Perdarahan internal

· Perdarahan, biasanya dari mata, dan memar (pasien tingkat parah dapat berdarah dari lubang lainnya, seperti telinga, hidung, dan anus).

3 dari 5 halaman

Penularan Penyakit Ebola

Penyebaran virus ebola diduga berawal dari interaksi antara manusia dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar, monyet, atau simpanse. Sejak itu, penularan virus mulai terjadi antar manusia.

Darah atau cairan tubuh penderita dapat masuk ke dalam tubuh orang lain melalui luka pada kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur. Cairan tubuh yang dimaksud adalah air liur, muntah, keringat, ASI, urine, tinja, dan air mani.

Penyakit ebola juga dapat menular melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, seperti pakaian, seprei, perban, dan jarum suntik. Namun demikian, penyakit ebola tidak ditularkan melalui udara, atau melalui gigitan nyamuk. Penderita penyakit ebola juga tidak dapat menularkan virus ke orang lain hingga gejala penyakit muncul.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang berisiko terkena penyakit ebola, yaitu:

· Bepergian ke negara yang memiliki penyakit ebola, seperti Sudan, Kongo, Liberia, Guinea, dan Sierra Leone.

· Petugas medis, berisiko terinfeksi jika tidak menggunakan pakaian pelindung ketika merawat pasien ebola.

· Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita, berisiko tertular ketika merawat penderita.

· Peneliti hewan, berisiko terinfeksi virus ebola terutama ketika melakukan penelitian terhadap hewan primata yang didatangkan dari Afrika.

· Mempersiapkan pemakaman korban penyakit ebola. Jasad penderita penyakit ebola masih berisiko menularkan. Proses pemakaman sebaiknya diserahkan kepada pihak yang sudah dilatih khusus untuk menangani jasad penderita penyakit ebola.

4 dari 5 halaman

Pengobatan Penyakit Ebola

Langkah pengobatan penyakit ebola dilakukan hanya bertujuan untuk mengendalikan gejala dan membantu sistem kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus. Hal ini dikarenakan obat untuk menangani virus penyakit ebola belum ditemukan hingga saat ini. Beberapa tindakan pengobatan pendukung yang dapat dilakukan, yaitu:

· Infus cairan untuk mencegah dehidrasi.

· Obat darah tinggi untuk menurunkan tekanan darah.

· Oksigen tambahan untuk menjaga aliran oksigen ke seluruh tubuh.

· Transfusi darah, jika muncul kurang darah (anemia).

Penderita penyakit ebola akan menjalani masa pemulihan selama beberapa bulan, hingga virus hilang. Dalam masa pemulihan, penderita akan mengalami:

· Rambut rontok

· Penyakit kuning

· Gangguan saraf

· Rasa lelah yang berlebihan

· Peradangan pada mata dan testis

Kesembuhan pasien akan tergantung pada sistem kekebalan tubuh, cepatnya pengobatan dilakukan, dan respons terhadap pengobatan. Penderita yang sembuh akan kebal terhadap virus ini selama kurang lebih 10 tahun.

5 dari 5 halaman

Pencegahan Penyakit Ebola

Vaksin untuk mencegah penyakit Ebola belum ditemukan hingga saat ini. Cara terbaik untuk mencegah penyakit Ebola adalah dengan tidak melakukan perjalanan ke negara atau wilayah yang memiliki riwayat penyakit Ebola. Namun jika kamu berencana untuk bepergian ke negara yang memiliki kasus penyakit Ebola, ada beberapa langkah yang dapat lakukan, yaitu:

· Jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol.

· Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami demam dan diduga memiliki gejala penyakit Ebola.

· Hindari menyentuh benda yang telah terkotaminasi darah atau cairan tubuh penderita penyakit Ebola.

· Hindari kontak langsung dengan kelelawar dan hewan primata yang berpotensi menularkan virus, termasuk darah, kotoran, dan dagingnya.

· Hindari rumah sakit tempat pasien penyakit Ebola menjalani perawatan.

· Segera periksakan diri ke dokter setelah kembali dari wilayah tersebut, untuk mendeteksi kemungkinan gejala penyakit Ebola.

Khusus untuk petugas medis, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko penularan virus Ebola, yaitu:

· Gunakan alat pelindung diri, termasuk pakaian pelindung (apron), masker, sarung tangan, dan pelindung mata, ketika sedang berada di sekitar penderita penyakit Ebola.

· Berhati-hati ketika mengambil darah atau sampel cairan tubuh, serta memasang infus

· Selalu cuci tangan, terutama setelah menyentuh pasien atau benda di sekitar pasien.

· Segera buang peralatan medis sekali pakai, misalnya alat suntik, ke tempat yang telah ditentukan.

· Hindari kontak langsung dengan jasad penderita penyakit Ebola.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini