Sukses

Kenali Penyakit Pneumonia dan Gejalanya, Berikut Cara Pengobatannya

Penyakit Pneumonia yang sering disebut sebagai paru-paru basah.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang memahami fungsi paru-paru hanya sebatas organ tubuh, yang bertugas memompa udara yang masuk untuk dipisahkan antar oksigen dan karbon dioksida. Padahal, paru-paru manusia mempunyai berbagai peranan penting lainnya, seperti pelindung organ hati dari guncangan, pengendali pH darah, sebagai siliaris eskalator, dan banyak lainnya.

Namun apa jadinya jika organ tubuh dengan beragam fungsi ini mengalami kerusakan? Tak hanya menurunkan fungsi organ tubuh lain, kerusakan paru-paru dapat berdampak pada hilangnya nyawa seseorang. Salah satu penyakit paru-paru yang cukup menyumbang angka kematian tertinggi adalah Pneumonia, khususnya pada anak-anak.

Penyakit Pneumonia mungkin tidak sepopuler penyakit kanker. Namun bukan berarti penyakit ini boleh diremehkan. Penyakit Pneumonia yang sering disebut sebagai paru-paru basah atau radang paru-paru ini ditandai dengan adanya infeksi dari satu atau kedua paru-paru yang biasanya disebabkan bakteri dan virus.

Dilansir Liputan6.com dari WebMD, Selasa (12/3/2019), infeksi tersebut menyerang alveoli yang merupakan bagian terkecil paru-paru berupa kantung udara. Alveoli yang terinfeksi akan dipenuhi dengan cairan atau nanah sehingga menghambat proses pernapasan. Pasalnya, alveoli adalah tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit Pneumonia

Pneumonia terjadi karena penyebab tertentu, bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri yang menyerang paru-paru. Selengkapnya, berikut adalah bakteri dan virus penyebab Pneumonia:

1. Bakteri Streptococcus dan Bakteri Mycoplasma Penumoniae.

2. Virus Penyebab Flu

3. Virus Penyebab Demam

4. RSV Virus (cenderung menyerang anak di bawah 1 tahun)

Sebagian besar penderita penyakit Pneumonia terjangkit bakteri atau virus yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Selain itu, sebuah penelitian yang dipublikasi di European Respiratory Journal mengungkapkan bahwa kondisi tangan yang tidak steril juga menjadi salah satu akar penyebab Pneumonia.

Misalnya, saat seseorang mengorek hidung dengan jari tangan alias mengupil. Apabila jari tangan dalam kondisi tidak bersih, bakteri yang awalnya berada di tangan akan berpindah melalui hidung ke organ tubuh bagian dalam sehingga menyerang paru-paru.

Untuk itu, penting untuk diperhatikan bahwa tangan harus selalu dalam keadaan bersih ketika ingin membersihkan lubang hidung. Namun, tidak hanya tangan yang harus diwaspadai kondisinya. Tubuh yang kotor akan mengundang perhatian virus dan bakteri sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh nantinya.

3 dari 4 halaman

Gejala Penyakit Pneumonia

Gejala pneumonia secara umum sangat bervariasi, dari yang ringan sampai yang berat. Semua bergantung pada sejumlah faktor seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi, usia, dan kesehatan secara menyeluruh.

Namun, sebagian besar gejala dan tanda-tanda ringan dari penyakit pneumonia mirip dengan pilek atau flu. Bedanya, gejala yang menghampiri tubuh bertahan lebih lama. Lebih lanjut, gejala pneuomonia yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut:

1. Demam, berkeringat, dan menggigil

2. Batuk berdahak

3. Nyeri dada ketika bernapas atau batuk

4. Sesak napas

5. Kelelahan

6. Mual, muntah, atau diare

Harus diketahui juga bahwa bayi yang baru lahir dan seorang balita kemungkinan besar tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Biasanya, mereka akan muntah, demam, batuk, dan muncul rasa gelisah atau lelah tanpa sebab.

Selain itu, dapat pula dengan menghitung nafas si anak. Napas cepat ini disebut tachypjea. Untuk batasan frekuensi napas umur kurang dari dua bulan adalah 60 frekuensi napas, untuk anak usia 2 sampai 12 bulan adalah 50 frekuensi napas, sedangkan umur untuk anak usia 1 sampai 5 tahun adalah 40 frekuensi napas.

Sementara itu, pada orangtua berusia 65 tahun akan menunjukkan gejala berupa suhu tubuh lebih rendah, dan sistem kekebalan tubuhnya yang melemah. Disebutkan juga, orangtua yang memiliki radang paru-paru, terkadang mengalami perubahan mendadak dalam kesadaran mentalnya.

4 dari 4 halaman

Cara Pengobatan Penyakit Pneumonia

Pengobatan Pneumonia tergantung pada tingkat keparahan, umur dan kesehatan keseluruhan. Berikut pilihan obat yang bisa dikonsumsi:

1.Antibiotik, untuk mengobati bakteri pneumonia dan membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi tipe dari bakteri

2. Obat Antivirus, untuk menangani virus pneumonia dan akan membaik dalam 1-3 minggu

3. Obat penurun deman, seperti aspirin atau ibuprofen

4. Obat flu dan batuk untuk meredakan dua penyakit tersebut karena bisa menolong pengurangan dan perpindahan cairan dari paru-paru

Terlepas dari anjuran konsumsi antibiotik, bakteri Streptococcus lama kelamaan menjadi kebal jika penggunaannya terlalu berlebihan. Maka, alternatif pengobatan Pneumonia dapat dialihkan dengan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine).

Imunisasi PCV lebih dianjurkan untuk diberikan kepada anak-anak yang rentan terkena penyakit ini. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapat imunisasi PCV memang tidak sedikit, namun PCV terkenal dengan kemampuannya mencegah bakteri yang menyerang paru-paru.

Khusus orang dewasa, imunisasi yang diberikan dapat berupa imunisasi PPV (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine). PPV ditujukan kepada orang-orang berusia 65 tahun ke atas yang berisiko terkena Pneumonia. Bahkan, vaksin ini dapat membantu mencegah penyakit lain, yaitu Meningitis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini