Sukses

Alasan Waktu Terasa Singkat saat Hati Sedang Bahagia

Ada alasan ilmiah mengapa waktu bisa terasa lebih cepat ketika seseorang melakukan hal yang menyenangkan, dan terasa lebih lambat saat kita bosan

Liputan6.com, Jakarta Ketika kita bersenang-senang, entah apapun caranya, waktu terasa lebih cepat daripada biasanya. Tidak jarang, kita jadi merasa tidak puas akan apa yang baru saja kita lakukan.

Di sisi lain, ketika kita merasa bosan, waktu malah terasa lebih lambat. Kedua kejadian yang umum dialami oleh manusia itu ternyata terkait dengan bagaimana otak bekerja dan bisa dijelaskan secara ilmiah.

Ilmuwan saraf di Columbia University Irving Medical Center di New York, Amerika Serikat, Michael Shadlen mengatakan, bagaimana otak mempersepsikan waktu juga tergantung pada ekspekstasinya. Otak bisa mewakili probabilitas bahwa sesuatu akan terjadi, sekalipun itu belum terjadi.

Shadlen mengatakan, pemikiran kita memiliki berbagai "cakrawala." Waktu akan bergerak bagaimana kita mengantisipasi cakrawala ini. Jika diibaratkan sebuah buku, cakrawala ini berada di akhir suku kata, akhir setiap kata, akhir kalimat, dan seterusnya.

Dilansir dari Live Science pada Kamis (7/3/2019), ketika Anda benar-benar melakukan sesuatu yang menyenangkan, otak bekerja dan membuat sebuah antisipasi berupa "gambaran besar" dan melihat cakrawala yang dekat dan juga yang jauh.

Namun, saat Anda bosan, otak mengantisipasi cakrawala yang lebih dekat seperti akhir kalimat dan bukan akhir cerita. Hal tersebut membuat bagian-bagian tersebut tidak bisa bersatu dan membuat waktu terasa sangat lambat.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mekanisme yang rumit

Shadlen mengatakan, mekanisme ini tidak ditentukan oleh satu titik otak. Walaupun begitu, ada kemungkinan bahwa setiap area yang terkait dengan timbulnya pemikiran dan kesadaran bisa terlibat dalam cara kerja ini.

Ilmuwan saraf Joe Paton mengatakan, hampir ada pasti ada banyak mekanisme terkait pengaturan waktu di otak. Dalam sebuah penelitiannya yang dilakukan dengan tikus, satu mekanisme melibatkan bagaimana kecepatan sel-sel otak saling mengaktifkan satu sama lain dan membentuk jaringan ketika seseorang sedang berkegiatan. Semakin cepat jalur neuron terbentuk, semakin cepat kita merasa waktu berjalan lebih cepat.

Paton juga menemukan dalam uji coba lainnya, bahwa satu set neuron melepaskan neurotransmitter dopamin yang berdampak pada perspektif seseorang terhadap waktu. Ketika Anda bersenang-senang, sel ini menjadi lebih aktif dan melepaskan lebih banyak dopamin. Sementara, ketika Anda tidak merasa senang, dopamin yang dilepaskan menjadi lebih sedikit.

Yang pasti, tidak ada penjelasan secara akurat mengapa otak kita bisa bermain-main dengan persepsi waktu. Paton mengatakan, ini adalah sebuah keunggulan evolusi.

"Hidup adalah semacam rangkaian keputusan dari apakah saya akan menetap atau saya harus memilih," kata Paton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.