Sukses

Kenali Penyakit Hernia, Penyebab dan Cara Mengobatinya Agar Tak Semakin Parah

Hernia adalah membengkaknya otot dan tendon di perut.

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan seperti hernia yang banyak terjadi. Pengetahuan akan penyakit ini masih sedikit. Sebagian kasus penyakit hernia tak menunjukkan gejala yang signifikan. Akibatnya tak jarang seseorang tidak menyadari bahwa ia terkena hernia.

Hernia adalah gangguan kesehatan yang dapat membentuk benjolan pada tubuh karena terjadi tekanan dalam tubuh hingga menekan bagian otot atau jaringan disekitarnya.

Walaupun penyakit ini menyebabkan rasa sakit namun karena merasa awam dengan penyakit hernia, maka banyak orang yang tidak memperhatikannya sehingga hernia dapat berubah menjadi penyakit yang fatal.

Hernia dapat terjadi pada siapa saja baik itu pria, wanita, dewasa maupun anak. Anda akan dapat meminimalisir risiko yang lebih besar dengan mengenali penyakit hernia sejak dini.

Berikut ulasan mengenai penyakit hernia, penyebab dan cara mengobati yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber Senin (4/3/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Macam-Macam Hernia

Hernia adalah gangguan kesehatan akibat timbulnya benjolan pada tubuh karena terjadi tekanan dalam tubuh hingga menekan bagian otot atau jaringan disekitarnya. Hernia biasa juga disebut dengan turun berok. Penyakit ini biasanya muncul di area antara dada dan pinggul.

Ada 6 macam penyakit hernia yang sering terjadi di antaranya adalah:

1. Hernia inguinalis

Hernia inguinalis ditandai dengan usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut di lipat paha. Penyakit ini paling umum terjadi terutama bagi para pria. Pria lebih berisiko mengalami hernia inguinalis.

2. Hernia femoralis

Hernia femoralis terjadi bila usus memasuki saluran yang dilalui pembuluh darah paha. Posisinya lebih sedikit ke bawah dari hernia inguinalis.

Benjolan yang terbentuk pun lebih kecil daripada hernia inguinalis. Hernia femoralis lebih umum terjadi pada wanita, khususnya wanita hamil atau dengan obesitas.

3. Hernia umbilikalis

Pada hernia umbilikalis, sebagian usus menembus dinding otot perut di sekitar pusar. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir. Pada sebagian besar kasus, hernia ini menghilang sebelum bayi berusia 1 tahun. Operasi baru akan dilakukan apabila benjolan ini terus ada dan membesar sampai usia di atas 5 tahun.

4. Hernia insisional

Hernia ini terjadi ketika usus menembus dinding otot perut pada lokasi operasi yang pernah dilakukan. Hernia tipe ini kerap terjadi apabila luka operasi tidak sembuh sempurna, misalnya pernah mengalami infeksi setelah operasi. Hernia insisional biasanya terjadi dalam waktu 2 tahun setelah operasi dan kerap ditemukan pada orang lanjut usia atau dengan berat badan berlebih.

5. Hernia epigastrika

Hernia epigastrika terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui dinding perut, yang terletak di antara pusar dan bagian bawah tulang dada. Hernia tipe ini lebih umum terjadi pada pria daripada wanita.

6. Hernia hiatus

Hernia hiatus agak berbeda dengan tipe hernia lainnya. Pada hernia tipe ini, bagian atas lambung menonjol melalui hiatus, sebuah lubang pada diafragma.

3 dari 5 halaman

Penyebab Penyakit Hernia

Hernia terjadi akibat adanya tekanan, lubang atau kelemahan pada otot. Tekanan ini akan mendorong jaringan melalui lubang atau titik lemah tersebut.

Kelemahan otot dapat dialami karena bawaan lahir, walaupun lebih sering terjadi pada kemudian hari. Karena itu, semua hal yang meningkatkan tekanan di dalam perut dapat menyebabkan penyakit hernia, tekanan tersebut dapat termasuk:

- Mengangkat benda berat

- Diare atau konstipasi

- Batuk atau bersin terus-menerus

Selain itu, kondisi berat badan berlebih, kehamilan,kekurangan gizi, dan merokok dapat memperlemah otot-otot sehingga hernia lebih mungkin terjadi.

4 dari 5 halaman

Gejala Penyakit Hernia

Hernia memiliki gejala-gejala yang dapat diwaspadai. Gejala yang paling umum terjadi adalah benjolan atau pembengkakan di perut. Namun ada gejala lain yang perlu Anda perhatikan. Jika Anda mendapat gejala dibawah ini jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter.

1. Gangguan pencernaan

Hernia akan menyebabkan masalah perut yang mencakup kesulitan mencerna makanan, masalah pencernaan, sembelit, dan gangguan usus lainnya.

2. Sakit perut

Ada kasus hernia dimana penyakit ini akan menyebabkan rasa sakit di perut yang parah hingga Anda memerlukan bantuan medis sesegera mungkin.

3. Ketidaknyamanan di perut atau selangkangan

Selain rasa sakit di perut, hernia juga akan menimbulkan rasa sakit di selangkangan yang dikenal dengan kondisi hernia inguinalis atau femoralis. Rasa sakit ini menyerang setiap kali seseorang duduk atau membungkuk untuk mengangkat sesuatu.

4. Gangguan saraf

Hernia juga dapat menyebabkan rasa nyeri di bagian saraf. Misalnya hernia inguinalis yang dapat menyebabkan nyeri di kaki, skrotum (untuk pria), atau labia (untuk wanita).

Bila Anda memiliki hernia dan salah satu dari gejala di bawah terjadi pada Anda, segera datangi Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat:

- Nyeri hebat dan tiba-tiba pada hernia

- Mual dan muntah

- Sulit buang air besar atau buang angin

- Hernia menjadi keras, nyeri ketika disentuh, atau tidak dapat didorong masuk ke rongga perut

5 dari 5 halaman

Cara Mengobati Penyakit Hernia

Pengobatan hernia yang biasa dilakukan adalah operasi. Namun, tidak semua kasus penyakit hernia harus dioperasi.

Operasi dianjurkan jika hernia menimbulkan gejala yang mengganggu atau semakin membesarnya benjolan. Operasi umumnya dilakukan oleh dokter bedah umum atau bedah digestif.

Angka kesuksesan operasi hernia mencapai lebih dari 95%, khususnya bila menggunakan teknik laparoskopi. Namun, tetap ada kemungkinan hernia kambuh kembali. Karena itu, sebelum memutuskan untuk operasi, diskusikan terlebih dulu dengan dokter segala manfaat dan risiko yang menyertainya.

Teknik operasi yang digunakan tergantung tipe, ukuran, dan lokasi hernia. Berikut adalah pilihan teknik operasi yang biasa dilakukan:

- Penjahitan bagian yang mengalami kelemahan

- Menggunakan jala (mesh) untuk memperbaiki kelemahan

- Teknik laparoskopi dengan sayatan minimal pada kulit

Hernia yang mengalami inkarserasi atau strangulasi membutuhkan penanganan segera. Biasanya dokter akan mencoba memijat hernia kembali ke dalam rongga perut. Bila tidak berhasil, operasi harus segera dilakukan.

Hernia umbilikalis pada bayi biasanya tidak dioperasi kecuali menetap hingga usia di atas 5 tahun, sangat besar, serta menimbulkan gejala atau mengalami strangulasi. Hernia ini kemungkinan membutuhkan operasi apabila lubang yang dilalui hernia berdiameter lebih dari 2 cm.

Hernia hiatus yang tidak menyebabkan gejala naiknya asam lambung, tidak perlu diobati. Bila terdapat gejala, dapat diresepkan obat-obatan untuk menurunkan asam lambung. Operasi baru akan dilakukan bila hernia hiatus besar dan menyebabkan gejala terus-menerus, atau bila hernia terjebak di dalam rongga dada

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.