Sukses

Cegah Penyakit Akibat Kabut Asap Riau, Ini Saran Dokter

Masyarakat terdampak kabut asap di Riau lebih baik tidak berkegiatan di luar rumah.

Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hutan kembali terjadi di beberapa wilayah Riau. Kondisi ini menyebabkan besarnya kesehatan pernapasan masyarakat akibat kabut asap dari kebakaran yang terjadi.

Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengatakan, agar penyakit pernapasan tidak terjadi atau lebih parah, masyarakat harus menghindari wilayah yang terpapar asap akibat kebarakan hutan. Disarankan untuk tetap di rumah selama kondisi tersebut berlangsung.

"Kalaupun harus keluar sebaiknya memakai masker," kata Erlina ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu (27/2/2019).

"Maskernya bisa memakai masker bedah. Intinya kita tidak menghirup asap tersebut," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masker

Erlina mengatakan, Anda tidak perlu susah-susah mencari masker jenis N95 yang terkenal ampuh untuk mencegah masuknya udara kotor. Cukup dengan menggunakan masker bedah biasa yang banyak ditemui saja di toko atau apotek. Masker ini sudah cukup melindungi pernapasan dari udara yang buruk.

"(Kalau N95) kan pengap. Orang paling cuma kuat dua jam," kata dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan itu menjelaskan.

"Intinya paparan kita dengan asap itu dikurangi. Lebih baik kegiatan dihindari saja tapi kalau terpaksa harus keluar ruangan, pakailah masker," kata Erlina menegaskan.

News Liputan6.com melaporkan, satgas kebakaran hutan dan lahan telah melakukan water bombing untuk memadamkan api di sejumlah titik di Riau pada Selasa (26/2/2019). Water bombing ini dilakukan dengan helikopter.

"Pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh satgas terpadu di Riau. Kondisi kering dan angin kencang menyebabkan api sulit dipadamkan. Hujan buatan dioperasikan hari ini. Helicopter water bombing dan personel TNI ditambah untuk padamkan api karhutla," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho lewat akun Twitternnya.

Sutopo menyatakan, kondisi yang kering dan angin kencang, serta lahan gambut memubat api lebih sulit dipadaman.

 

Saksikan juga video menarik berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.