Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Terangsang Saat Mencekik Leher Pasangan Ketika Berhubungan Seks, Normal?

Seringkali, orang-orang dengan preferensi seks yang kasar mencekik leher atau dicekik oleh pasangannya. Kok bisa mereka terangsang?

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang memiliki preferensi hubungan seks yang cukup kasar. Salah satunya adalah ketika dia terangsang saat mencekik leher pasangannya. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Melansir Men's Health pada Selasa (26/2/2019), mencekik saat berhubungan seks adalah hal yang berbahaya. Mau tidak mau, untuk melakukannya tidak boleh sembarangan dan harus dipraktekkan dengan sangat hati-hati. Walaupun banyak adegan erotis yang menggambarkan betapa seksinya hal itu, bukan berarti Anda harus menirunya di kehidupan nyata.

"Untuk pria, mencekik sangat dekat dengan orgasme dan memiliki efek euforia saat klimaks, tetapi harus selalu dilakukan dengan aman," kata pakar keintiman dan hubungan Lia Holmgren.

"Wanita bisa mendapatkan orgasme yang lebih intens ketika ditambah dengan permainan nafas," tambahnya.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tindakan menyerahkan diri

Holmgren mengatakan, daya tarik karena cekikan mungkin bisa melebihi orgasme. Rangsangan itu memiliki implikasi psikologis yang mendalam dan memberikan kedua pihak kesempatan untuk mengeksplorasi peran yang berbeda dalam berhubungan seks.

Cekikan menggaris bawahi tentang pengendalian dan penerimaan kontrol. Memberikan seseorang izin untuk mencekik Anda atau sebaliknya, memungkinkan mengambil peran dominan di ranjang. Ini merupakan bentuk dari apa yang diinginkan orang sebagai melepaskan kendali atau penerimaannya.

"Cekikan adalah tindakan penyerahan diri, ketika kita sepenuhnya mempercayai pihak lain, pihak dominan akan membiarkan mereka mengambil kendali penuh untuk 'mengancam jiwa' atas pihak yang tunduk," kata Holmgren.

Dia menambahkan, aspek mengancam jiwa ini haruslah dianggap sebagai fantasi saja. Anda seharusnya tidak benar-benar pengalaman yang mendekati kematian. Namun, potensi akan hal itu dianggap memberikan sensasi saat berhubungan seks.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.