Sukses

Harga Murah Plastik Tidak Sebanding dengan Risiko Kesehatan yang Muncul

Selain kampanye, perusahaan dan pemerintah harus membuat regulasi untuk mengurangi produksi plastik sekali pakai

Liputan6.com, Jakarta Sudah banyak kampanye mengurangi penggunaan plastik di dunia, namun masalah kesehatan dari pemakaian plastik masih dianggap terabaikan. Perlu ada tindakan segera untuk mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati untuk melindungi manusia dari krisis polusi plastik.

"Dampak krisis polusi plastik terhadap kesehatan manusia telah diabaikan terlalu lama dan harus menjadi pertimbangan utama dari semua keputusan tentang plastik ke depannya," ujar Pemimpin Kampanye Plastik Global Greenpeace, Graham Forbes dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com. Ditulis Kamis (21/2/2019).

Laporan terbaru dari Center for International Environmental Law (CIEL) yang berjudul "Plastic&Health: The Hidden Costs of a Plastic Planet" menemukan, plastik membuat risiko yang berbeda terhadap kesehatan manusia di setiap tahapan siklus hidupnya.

Bahan kimia berbahaya yang dilepaskan selama ekstraksi dan pembuatan bahan baku, paparan zat kimia selama penggunaan, serta polusi terhadap lingkungan dan makanan kita dalam bentuk limbah, semuanya membahayakan manusia.

Selain itu, partikel-partikel mikroplastik seperti fragmen dan serat dapat masuk ke dalam tubuh melalui kontak langsung, tertelan, atau terhirup. Ini semua berkontribusi pada berbagai dampak kesehatan karena ukurannya yang sangat kecil dan kemampuannya menembus jaringan dan sel.

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengurangi produksi plastik sekali pakai

Industri dan pemerintah juga dianggap menjadi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas masalah ini. Keduanya dirasa mempertaruhkan kesehatan masyarakat demi mempertahankan status quo dan keuntungan.

Ketidakpastian dan kesenjangan pengetahuan, termasuk kurangnya transparansi, membuat banyak yang menganggap remeh dampak kesehatan dari plastik. Serta mencegah konsumen, masyarakat, serta regulator membuat keputusan berdasarkan informasi yang lengkap.

"Bukan hanya lautan dan hewan laut kita yang menderita karena kecanduan plastik ini, kesehatan kita juga. Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang semua dampak plastik terhadap kesehatan manusia, kami cukup tahu untuk mengadopsi prinsip kehati-hatian dan mulai mengurangi plastik sekali pakai ini untuk selamanya," tulis Forbes.

Forbes menilai, harga plastik yang murah tidak sebanding dengan risiko yang ditimbulkan. Selain membunuh hewan, mereka berkontribusi pada perubahan iklim dan membuat manusia tergantung pada bahan bakar fosil. Selain itu, produk ini juga mencemari udara, air, dan persediaan makanan.

"Jawabannya adalah, perusahaan harus segera mengurangi produksi plastik sekali pakai dan mulai bergerak menuju sistem isi ulang dan penggunaan kembali. Sudah waktunya untuk menilai konsumsi berlebih dan korporasi yang terus menjual plastik sekali pakai pada kita," tambah Graham.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.