Sukses

Push-up Jadi Penanda Kesehatan Jantung, Makin Banyak Makin Baik

Penelitian mengungkapkan, semakin sehat jantung seseorang akan bisa melakukan push-up dengan jumlah lebih banyak

Liputan6.com, Jakarta Jika selama ini push-up digunakan untuk melatih otot-otot tubuh, sebuah penelitian mengungkapkan latihan ini bisa memperlihatkan kondisi kesehatan seseorang. Studi menyatakan bahwa olahraga itu bisa menunjukkan kesehatan jantung.

Studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open pada 15 Februari 2019, menguji stamina petugas pemadam kebakaran pria paruh baya. Ditemukan, mereka yang bisa melakukan push-up sampai lebih dari 40 kali memiliki risiko terkena masalah jantung hingga 96 persen lebih rendah, dibandingkan mereka yang hanya bisa melakukan kurang dari 10 kali push-up.

"Kapasitas push-up bisa menjadi metode yang mudah dan tanpa biaya untuk membantu menilai risiko penyakit kardiovaskular," kata ketua penulis Justin Yang dari Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, Amerika Serikat seperti dilansir dari Live Science pada Senin (18/2/2019).

Untuk penelitian ini, para peneliti melihat analisis lebih dari 1.100 petugas pemadam kebarakan di Indiana, AS. Rata-rata, mereka berusia 39 tahun dan menjalani tes push-up di awal penelitian. Kemudian, selama satu dekade mereka diperiksa kembali untuk melihat apakah pria-pria ini mengalami masalah kardiovaskular seperti diagnosis penyakit arteri koroner, gagal atau henti jantung.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semakin banyak jumlah push-up, jantung semakin sehat

Selama waktu studi, 37 penelitian kejadian terkait kardiovaskular ditemukan. Namun, hanya satu kasus masalah yang terjadi di antara para pria yang melakukan lebih dari 40 kali push-up. Selain itu, partisipan yang bisa melakukan 11 kali atau lebih push-up memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dibandingkan yang tidak bisa mencapai 10 kali hitungan.

Walaupun begitu, para peneliti mengingatkan bahwa ini bukanlah satu-satunya prediktor independen. Sehingga, kemungkinan ada banyak faktor risiko lain yang juga terkait dengan berapa banyak seseorang bisa push-up. Termasuk indeks massa tubuh dan tingkat kebugaran aerobik.

"Studi ini menekankan pentingnya kebugaran fisik pada kesehatan dan mengapa dokter juga harus menilai kebugaran selama pemeriksaan," kata penulis senior studi ini Stefanos Kales.

Kekurangan dari penelitian ini adalah mereka hanya melihat dari satu bidang pekerjaan. Belum diketahui apakah manfaatnya akan sama dengan pekerja lainnya. Selain itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menguji hubungan kemampuan push-up dengan penyakit jantung, pada populasi umum termasuk pria dan wanita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.