Sukses

3 Alasan Anda Sebal dengan Hari Valentine

Tidak semua orang menikmati Hari Valentine, beberapa ada yang tidak suka dengan adanya Hari Kasih Sayang ini.

Liputan6.com, Jakarta Ada sebagian anak muda menanti-nantikan Hari Valentine. Banyak yang menjadikan sebagai hari tepat untuk menyatakan cinta terhadap seseorang dan memberikan hadiah ke orang yang disukai. Di sisi lain, ada juga orang yang sebal dengan hari yang jatuh setiap tanggal 14 Februari ini.

Jika termasuk yang menganggap Hari Valentine adalah hari yang menyebalkan, Anda tidak sendirian. Berdasarkan survei pada 2017 di Amerika Serikat, sekitar separuh partisipan menganggap perayaan Hari Valentine orang-orang terlalu berlebihan.

Di sisi lain, ada sekitar 43 persen orang yang mengatakan Hari Valentine terkait sesuatu yang romantis.Jika, Anda termasuk yang sebal dengan Hari Valentine, bisa jadi ini tiga alasan dibaliknya seperti dilansir Live Science, Rabu (13/2/2019).

1. Cenderung pemberontak

Orang-orang ini akan berperilaku tidak sama dengan orang-orang kebanyakan. Jadi, jika orang-orang di sekitarnya merayakan Hari Valentine, ia akan berperilaku sebaliknya.Bagi orang-orang yang menolak Hari Valentine, salah satunya karena menganggap ini hanyalah bentuk konsumerisme.

Dalam Journal of Business Research di 2008 menyebtuan, mereka yang menolak mengatakan Hari Valentine merupakan cara perusahaan mengambil keuntungan dalam kehidupan pribadi Anda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Tidak nyaman dengan hubungan sekarang

2. Tidak nyaman dengan hubungan sekarang

Bisa jadi sebal karena hubungan percintaanya sedang tidak mulus. Menurut studi di 2014, orang-orang yagn menghindari sesuatu yang terlalu intim atau melibatkan hal yang emosional seperti merayakan Hari Valentine.

3. Status hubungan dan kepribadian

Studi emosi di 2010 menunjukkan orang-orang yang berkencan cenderung positif menanggapi hari Valentine. Sementara, yang tidak kencan memandang sebaliknya.

Selain itu, studi lain mengungkap bahwa kepribadian seseorang memberi pengaruh terhadap pendapatnya tentang Valentine. Bagi ekstorver, Hari Valentine cenderung positif, sementara bagi mereka yang mudah cemas memandang Hari Kasih Sayang amat buruk.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.