Sukses

Hewan Lucu Pembawa Bakteri Kusta

Ada hewan lucu yang membawa bakteri kusta sehingga bisa menularkan ke manusia.

Liputan6.com, Jakarta Armadillo, hewan mamalia lucu ini ternyata pembawa bakteri Mycobacterium leprae, yang menyebabkan infeksi kusta. Dia adalah satu-satunya hewan yang menularkan bakteri kusta kepada manusia.

Saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Ahli Eliminasi Kusta Sri Linuwih Menaldi menyampaikan, bakteri kusta hidup dalam tubuh armadillo.

"Jadi, di dalam tubuh armadillo ini bakteri kusta hidup. Dalam hal ini, armadillo positif mengandung bakteri kusta," terang Linuwih, ditulis Selasa, 12 Februari 2019.

Paparan bakteri kusta dari armadillo dapat menginfeksi manusia bila manusia sering melakukan kontak dengan hewan lucu tersebut. Infeksi kusta dapat menyerang saraf tepi kulit yang menyebabkan kelemahan otot. Jika dibiarkan, kondisi ini berujung kelumpuhan dan kecacatan.

Seperti halnya yang terjadi di Brasil, penularan kusta yang terjadi di negara bagian Amerika Selatan itu disebabkan kontak manusia dengan armadillo. Hasil studi terbaru melaporkan, sebanyak 62 persen armadillo di negara bagian Pará di Amazon, Brasil positif membawa bakteri kusta.

Studi soal armadillo dan kusta tersebut berjudul, Evidence of zoonotic leprosy in Pará, Brazilian Amazon, and risks associated with human contact or consumption of armadillos, yang dipublikasikan PLOS Neglected Tropical Diseases pada tahun 2018.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berburu dan konsumsi armadillo

Peneliti studi John Spencer dari Colorado State University, Amerika Serikat, dan rekan-rekannya di Brasil menemukan, penularan Mycobacterium leprae dari armadillo ke manusia terbukti terjadi di Amerika bagian selatan. Hewan-hewan ini juga hidup di Amazon, Brasil, yang mana beberapa penduduk berburu dan membunuh armadillo.

Armadillo pun dijadikan sumber protein untuk dikonsumsi. Dalam penelitian, sebanyak 146 orang di kota kecil Belterra disurvei tentang tingkat dan frekuensi interaksi mereka dengan armadillo. Tingkat antibodi kusta diukur dalam darah peserta penelitian.

Empat kasus baru ditemukan dalam studi penelitian John. Peneliti juga mengidentifikasi tiga pasien yang sebelumnya didiagnosis kusta dan menerima pengobatan. Jumlah penderita yang didiagnosis kusta sebanyak 7 pasien. Seluruh peserta berada pada rentang usia 13-72 tahun.

Penularan bakteri armadillo dalam kasus Brasil ini lewat bersentuhan dengan daging armadillo. Perburuan armadillo di hutan secara eksklusif merupakan tugas laki-laki, sedangkan yang bertugas membersihkan dan mencuci daging armadillo untuk persiapan memasak merupakan tanggung jawab perempuan.

Sebanyak 6 dari 7 penderita kusta laki-laki menunjukkan, mereka berpartisipasi membersihkan atau menyiapkan daging armadillo untuk dimasak. Mereka juga mengonsumsi armadillo secara teratur.

Meskipun ukuran sampel penelitian terbilang kecil dapat menunjukkan, sebagian besar penderita kusta punya pola pajanan (berburu, membersihkan, dan mengonsumsi) armadillo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.