Sukses

Ini Manfaat Baca Buku seperti Ahok Buat Tahanan

Kebiasaan Ahok membaca buku selama di penjara ternyata punya manfaat besar, khususnya buat para tahanan.

Liputan6.com, Jakarta Membaca jadi salah satu kebiasaan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok selama mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, pria yang pernah menjadi orang nomor satu di Ibu Kota itu banyak membaca dan menulis buku. Hari ini, Kamis, 24 Januari 2019, Ahok pun sudah bebas dari sel tahanan.

Aktivitas membaca ternyata punya manfaat besar bagi seorang tahanan. Pengajar Filsafat Gustave M. Berne di Universitas Kolumbia, Christia Mercer, menjelaskan bahwa membaca buku dapat memberikan sebuah harapan baru bagi orang-orang seperti Ahok.  Dalam hal ini meningkatkan ilmu pendidikan, karena wawasan semakin terbuka.

Lebih lanjut, Christia yang juga sebagai pendidik di penjara Kolumbia berceritanya banyak mengenai pengalamannya berhadapan dengan tahanan.

"Selama dua jam berikutnya (saya mengajar), ada 15 (tahanan) pria duduk dengan gembira sambil mendiskusikan salah satu puisi paling kuno di dunia. Itu adalah diskusi terbaik tentang karya sastra yang pernah saya alami," kata Christia dikutip dari NBC News, Kamis, 24 Januari 2019. 

Salah seorang tahanan--yang tak disebut namanya--berkata kepada Christia,“Saya pikir, otak saya telah berhenti bekerja dan tidak akan pernah bisa berpikit lagi. Membaca dan berdiskusi yang sudah kami lakukan ini sebagai bukti, bahwa otak saya masih berfungsi."

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengubah hidup

Lewat buku juga bisa mengubah hidup seorang tahanan. Jason Hernandez, warga AS pernah dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat karena menjual narkoba. Tetapi membaca buku membantunya membalikkan hidupnya.

Ia diberikan grasi oleh Barack Obama yang pada waktu itu menjadi presiden. Jason bebas pada tahun 2015. Selama di penjara, ia membaca buku tentang hukum pidana, dilansir dari Wbur, Kamis, 24 Januari 2019.

Berkat pengetahuan dari buku tersebut, Jason bergabung dengan program reformasi peradilan pidana. Tak hanya itu saja, Jason kini menjalankan Crack Open The Door, sebuah nirlaba yang mengadvokasi reformasi hukuman.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.