Sukses

IDI: Kesejahteraan Dokter Perlu Diperhatikan Negara

Ini kata Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang perlunya kesejahteraan bagi dokter.

Liputan6.com, Jakarta Dokter identik dengan profesi dengan pendapatan tinggi. Lalu, bagaimana faktanya?

"Kalau gaji dokter memang masih banyak yang hanya Rp 3 jutaan atau kurang dari Rp 3 juta," kata Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih dalam pesan teks ke Health-Liputan6.com, Selasa (15/1/2019).

Terkait hal itu, IDI pun meminta pemerintah peduli pada kesejahteraan dokter di Indonesia. Apalagi, dokter adalah salah satu pemeran utama dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang kini tengah dilaksanakan di negeri ini.

"Saat sekarang sedang ada program (JKN) harusnya inline, berbanding lurus dengan kesejahteraan yang bekerja di dalamnya. Dokter adalah salah satu yang menjadi gatekeeper dalam pelayanan kesehatan, baik dokter umum maupun spesialis," kata Wakil Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi saat dihubungi lewat sambungan telepon.

"Sehingga, saat ini yang menjadi concern dari IDI bahwa kesejahteraan dokter perlu diperhatikan negara," kata Adib.

Memang, selain bekerja di pusat layanan kesehatan, dokter bisa membuka klinik atau praktik di rumah. Namun, di era JKN setiap klinik atau praktik pribadi di rumah yang bakal didorong untuk bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

"Kalau umpamanya dia buka klinik sendiri, memang ada pasien umum, tapi jumlahnya amat kecil. Jadi, tidak bisa jadi harapan lagi karena sekarang sudah masuk eranya JKN," kata Adib.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesejahteraan dokter diperhatikan dukung pemerataan dokter

Menurut Adhib, bila kesejahteraan dokter diperhatikan dengan baik oleh pemerintah pusat dan daerah hal ini bakal mendukung pemerataan dokter yang kini tersentralisasi di kota-kota besar.

"Kita kan negara kepulauan, dokter bakal merata kalau diperhatikan kesejahteraannya. Kenapa sekarang banyak daerah terpencil masih kekurangan dokter? Selain aspek infrastruktur dan perhatian daerah, salah satunya karena nilai atau kesejahteraan terhadap dokter kurang diperhatikan oleh pemerintah," tuturnya.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukannya pada 2003, idealnya dokter umum memiliki gaji Rp 17 juta lalu dokter spesialis 3 kali lipat dari angka tersebut di tahun tersebut.

"Itu kami sudah bikin hitung-hitungannya. Di dalamnya ada komponen hidup yakni sandang, pangan, papan, kebutuhan istri dan anak, serta kewajiban untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan seperti seminar, workshop, itu kan bayar juga," tutur dokter spesialis ortopedi ini.

Hal yang menarik, dokter-dokter yang belum sejahtera pun masih banyak yang tetap berorienatasi sosial membantu melayani masyarakat yang sakit. Apalagi seorang yang sudah bersumpah dokter maka harus rela untuk melakukan aksi sosial.

"Dan itu saya masih melihat, pada saat keliling Indonesia, masih banyak teman-teman saya yang masih punya komitmen tinggi terhadap masyarakat walaupun dia ya itu mungkin masih kurang dari sisi kesejahteraan," tuturnya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.