Sukses

Kejahatan Siber yang Mengincar Remaja Indonesia

Inilah kejahatan yang sebenarnya tengah menghantui para remaja di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Anak-anak saat ini sudah sangat akrab dengan gadget, internet dan media sosial. Kehidupan mereka bahkan tak bisa dipisahkan dengan koneksi internet. Hal ini harus dibarengi dengan 'modal' keamanan berinternet yang harus diajarkan orangtua.

Kejahatan di internet yang mengincar anak-anak kini semakin meningkat dan selalu muncul dengan cara baru. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), salah satunya adalah kejahatan Sextortion.

Hal ini diungkapkan oleh Putu Elvina, komisioner KPAI bidang Pornografi dan Cyber Crime (kejahatan siber). Ia mengungkap kejahatan sextortion ini sangat mengerikan.

" Si anak menjalin hubungan di media sosial dengan orang dewasa yang sama sekali belum pernah bertemu. Tapi, hubungannya sangat intensif. Ketika hubungan itu sudah terjalin akrab, si pria dewasa biasanya meminta foto tanpa busana si anak, dengan cara pelakunya terlebih dulu yang mengirim," kata Elvina, di kantor KPAI, Jakarta, Selasa 8 Januari 2019.

Rayuan lalu dilakukan secara terus menerus. Dengan mengirim foto lebih dulu, anak akan terpancing untuk mengirimkannya juga. Setelah si anak mengirim foto tanpa busana, barulah pelaku ini mulai memeras mulai dari meminta kuota, pulsa hingga uang.

Anak Diancam dan Diperas"Jika tidak dituruti, pelaku mengancam akan menyebarkan gambar tersebut. Kalau anak ini mulai pergi menghindari, kemudian si pelaku ini nyebarin ke teman Facebook, Instagram, kemudian (teman korban) jadi pada tahu," kata Elvina.

Efek dari hal ini, pihak ekolah juga akhirnya memilih untuk meminta korban keluar dari sekolah. Pada awal 2019 ini, Elvina mengatakan, KPAI sudah mendapat laporan tentang kasus ini.

"Di tahun ini ada laporan anak yang sudah pindah sekolah, tapi pelaku tetap mengejar," ujar dia.

Untuk itu, KPAI meminta para orangtua untuk terus mendampingi anak-anaknya. Beri tahu mereka kalau kejahatan bisa muncul di mana saja, termasuk di media sosial.

"Kalau komunikasi anak dan orangtua bagus maka anak akan cerita dia di medsos ngapain saja, lalu HP anak sebaiknya jangan di- password, jadi suatu saat HP bisa dicek," kata Elvina.

Muhammad Ilman Nafian / Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini