Sukses

Saran KPAI agar Edukasi Bencana Tidak Membebani Anak

Permintaan Presiden Jokowi soal edukasi terkait mitigasi bencana dilakukan sejak dini mendapat apresiasi dari KPAI.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar edukasi kebencanaan untuk mulai dilakukan di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi. Sehingga, masyarakat lebih tanggap dan sadar dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu terjadi.

Terkait ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan apresiasi dan persetujuannya. Dalam pernyataan resminya, KPAI juga mengusulkan beberapa cara agar pendidikan kebencanaan tidak membebani mata pelajaran yang sudah ada.

"Agar lebih terstruktur dan sistematis, maka materi pendidikan kebencanaan bisa dimasukkan dalam mata pelajaran yang sudah ada seperti IPS/IPA (SD), IPS/IPA terpadu (SMP) dan fisika dan geografi (SMA/SMK)," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti dalam rilis yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (9/1/19).

Retno mengatakan dalam beberapa pelajaran tersebut, ada materi yang berkaitan dengan bumi, gempa tektonik, gempa vulkanik, tsunami dan lain-lain. Maka dari itu, pengetahuan dan informasi tentang kebencanaan dan upaya menghadapinya bisa ditambahkan saat pembahasan materi-materi tersebut.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilakukan secara rutin

Retno juga menambahkan, terkait simulasi soal apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana, pemerintah wajib melatih para guru dan kepala sekolah agar bisa mempraktekkan di sekolahnya secara rutin. Misalnya sebulan sekali.

"Tujuannya agar anak-anak sejak dini sudah dididik untuk siap menghadapi bencana," kata Retno.

Selain itu, KPAI meminta pemerintah daerah memastikan jalur evakuasi dan titik kumpul ada di semua sekolah. Apabila jalur ini tidak ada, sulit untuk melakukan simulasi bencana. Retno menambahkan, simulasi semacam ini juga penting untuk meminimalisasi korban.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi: Kita tinggal di cincin api

Mengutip laman Kementerian Sosial Republik Indonesia kemsos.go.id, dalam pengantar rapat kabinet paripurna di Istana Negara pada Senin lalu, Jokowi mengatakan bahwa sebagai sebuah negara yang tinggal di cincin api, masyarakat Indonesia harus sigap dan tangguh dalam menghadapi kemungkinan bencana alam.

Jokowi juga meminta agar jajaran terkait mulai memperkenalkan dan memberikan edukasi terkait mitigasi bencana sejak dini.

"Saya juga minta agar edukasi kebencanaan ini betul-betul dikerjakan secara baik dan konsisten, dilakukan sejak dini, dan masuk dalam muatan yang diajarkan dalam sistem pendidikan kita sehingga betul-betul kita siap dalam menghadapi setiap bencana yang ada," kata Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.