Sukses

Demam Sesudah Telan Tiram Mentah, Ujung-ujungnya Kehilangan Lengan Kiri

Setelah makan tiram mentah yang terinfeksi bakteri mematikan, lengan lansia 71 tahun ini membengkak dan harus diamputasi.

Liputan6.com, Korea Selatan Usai makan tiram mentah, seorang lansia berumur 71 tahun di Korea Selatan harus kehilangan lengan kirinya. Ini bermula dari lengan kirinya yang membengkak. Demi keselamatan nyawanya, lengan tersebut harus diamputasi.

Setelah diteliti, tiram mentah yang dimakan terinfeksi bakteri mematikan bernama Vibrio vulnificus. V. vulnificus sering berkembang menjadi penyakit pemakan daging. Ketika seseorang terinfeksi, jaringan tubuh akan rusak dan mati.

Hanya kurun waktu 12 jam saja, pria yang tak disebut namanya ini mengalami demam dan bengkak yang ekstrem, nyeri, dan penuh darah dengan kulit tangan kiri melepuh. Kondisi ini disebut bula hemoragik.

Dikutip dari The New England Journal of Medicine, Jumat, 4 Januari 2019, menyebut, lansia tersebut dilarikan ke rumah sakit keesokan hari setelah makan tiram mentah. Dokter dengan cepat mengidentifikasi bakteri V. vulnificus di dalam cairan dalam bula.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus amputasi

Infeksi pasien ini kemungkinan terjadi dipicu riwayat kondisi medis. Lansia itu punya riwayat diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi. Ia juga sedang menjalani hemodialisis (cuci darah) karena penyakit ginjal stadium akhir.

Tiga kondisi tersebut secara signifikan memengaruhi kinerja pembuluh darah dan kemampuan tubuh untuk membersihkan patogen dari aliran darah. Ia pun harus amputasi.

Setelah operasi, pasien diberi antibiotik ceftazidime intravena dan ciprofloxacin. Perlahan-lahan, ia pulih dengan baik.

Pasien dengan kondisi penyakit hati kronis dan kanker berisiko infeksi dan komplikasi bila terinfeksi bakteri V. vulnificus. Laporan kasus lansia terinfeksi bakteri mematikan ini dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.