Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pernah Jadi Korban Pornografi Palsu, Scarlett Johansson Peringatkan Pengguna Internet

Scarlett Johansson menyesalkan ada orang-orang yang memanipulasi gambar orang lain untuk digunakan dalam film porno palsu

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu korban, aktris Scarlett Johansson mengungkapkan perlawanannya terhadap film porno yang memanipulasi wajah orang lain untuk digunakan di film tersebut. Dia memperingatkan bahwa pengguna internet harus berhati-hati soal hal ini.

Mengutip Newsweek pada Rabu (2/1/2018), pemeran Black Widow di Marvel Cinematic Universe itu mengakui dirinya sulit untuk mengatur dan melarang film porno semacam itu. Dalam wawancaranya dengan Washington Post, dia menyesalkan adanya "lubang gelap" yang diciptakan para pembuat konten porno tersebut.

Scarlet Johansson mengatakan bahwa dia cukup frustrasi bahwa pengguna internet yang berbahaya dengan sumber daya dan waktu yang luas, bisa mengatur undang-undang hak cipta internasional untuk berbagi gambar porno palsu dengan wajah orang lain.

"Jelas ini tidak terlalu mempengaruhi saya karena orang menganggap bukan saya yang ada dalam pornografi tersebut, betapapun merendahkannya," kata pengisi suara di film Her itu..

"Orang-orang yang rentan seperti wanita, anak-anak, dan lansia harus lebih berhati-hati untuk melindungi identitas dan konten pribadi mereka. Itu tidak akan pernah berubah tidak peduli seberapa ketat Google membuat kebijakan mereka," tambahnya. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menjadi korban

Johansson sendiri menjadi sasaran peretasan di 2011 oleh pria 35 tahun dari Jacksonville, Florida, Amerika Serikat. Pria bernama Christopher Chaney itu membobol komputer beberapa selebritas Hollywood kemudian membocorkan gambar telanjang mereka.

Mila Kunis, Renee Olstead, dan Christina Aguilera juga menjadi korban pria itu. Chaney akhirnya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pelanggaran dan distribusi dokumen.

Johansson mengatakan, siapapun bisa menjadi korban. Tidak peduli seberapa kuat kata sandi melindungi keamanan Anda di internet.

"Itu hanya tergantung pada apakah seseorang memiliki keinginan untuk menargetkan Anda," kata pemain film Ghost in the Shell itu pada The Post.

"Internet hanyalah tempat di mana seks dijual dan orang-orang rentan menjadi mangsa. Setiap peretas tingkat rendah bisa mencuri kata sandi dan identitas. Hanya masalah waktu sebelum satu orang menjadi sasaran," kata Johansson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.