Sukses

Anak, Alasan Pengusaha Lia Candrasari Banting Setir jadi Pebisnis

Mantan model dan pemain film Lia Candrasari mengatakan, sekalipun sibuk seorang ibu juga memiliki tanggung jawab dalam keluarga, terutama untuk anak-anak

Liputan6.com, Jakarta Selain karena keluarganya yang sudah memiliki usaha tambang, ada alasan pebisnis dan filantropis Lia Candrasari untuk terjun ke dunia bisnis dan mundur dari dunia hiburan. Salah satunya karena kesadarannya sebagai seorang ibu yang punya tanggung jawab dalam keluarga, khususnya untuk anak-anak.

"Yang membuat saya memutuskan untuk jadi seorang pebisnis adalah agar lebih sering dengan anak-anak saya," ujar Lia saat ditemui Health Liputan6.com beberapa waktu lalu seusia Gerakan Ibu Bangsa Membaca di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Ditulis Jumat (21/12/2018).

Sekalipun sebagai pebisnis yang memimpin perusahaan, namun Lia mengatakan bahwa dirinya tidak lupa sebagai kodratnya sebagai istri dan seorang ibu. Bahkan, hal inilah yang mendorong dirinya untuk terjun ke dunia usaha.

Menurut ibu dari Rr Saniyyah Blesshanti Kusuma Wardhani (19) dan Reyhan Atar Krishna Pratama (4) ini, sebagai seorang pebisnis dia bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya lebih bebas. Hal inilah yang tidak dia temukan ketika masih bergelut di dunia hiburan, baik menjadi model ataupun bermain film.

"Ketika saya masih menjadi model, pemain film, bintang iklan dan sebagainya itu, saya tidak boleh membawa keluarga dalam hal ini anak," kata finalis Wajah Femina tahun 2000 tersebut.

"Ini sangat menyedihkan bagi saya. Makanya saya selalu ingin dekat dengan anak saya, dengan suami saya," kata President Commisioner PT Monita ini.

"Saya tidak ingin hanya mengejar materi saja, tapi juga kebahagiaan jiwa yang didapatkan."

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memberikan kembali untuk Indonesia

Perempuan asal Madiun ini sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak ingin sekadar terjun ke dunia bisnis. Lia tidak ingin usaha tambangnya hanya sekadar menguras, tetapi dia juga memiliki keinginan untuk "memberikan kembali" apa yang sudah dia ambil dari alam.

"Bisnis aku ini kan 'menguras' kekayaan alam Indonesia. Terbersit dalam hati bahwa aku ingin 'memberikan'. Yang bisa kuberikan lagi apa," kata perempuan berusia 44 tahun ini.

Saat dia berkeliling Indonesia, dia juga melihat banyak budaya Nusantara. Saat itulah dia ingin memperlihatkan kekayaan tersebut pada dunia.

"Mulai dari fesyen, film, lagu, dan sebagainya. Intinya dalam dunia seni." Kekayaan inilah yang menurutnya bisa menjadi potensi sebagai pemasukan negara.

"Karena aku sayang Indonesia dan melihat bahwa banyak potensi yang bisa menjadi pemasukan untuk negara, tercetuslah berbagai kegiatan," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Tidak ingin sekadar bisnis

Salah satu karya yang dia prakarsai baru-baru ini adalah sebuah buku yang berjudul "Tenun Doyo dan Sulam Tumpar" yang ditulis oleh Syahmedi Dean. Menurutnya, cara seperti ini adalah "strategi" untuk memberikan pakem budaya di pedalaman agar lebih diterima dunia luar.

"Budaya pedalaman itu tidak ada pakemnya. Maka kita cari tahu, motif ini maksudnya apa, mengapa harus dipakai di sini, apakah benar tidak boleh digunakan di kaki misalnya, itu juga harus dipelajari. Untuk itu harus tanya pada yang bersangkutan." kata peraih nominasi Pemeran Pembantu Wanita MTV Awards untuk Film Bangsal 13 ini.

Selain itu, banyak dari budaya yang hanya diwariskan dalam ingatan. Namun, Lia tidak ingin itu hanya diingat saja, dia ingin menuliskannya agar generasi mendatang bisa melihat dan mengetahui hal tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Luangkan waktu anak untuk membaca

Sebagai ibu, Lia juga punya tanggung jawab untuk mengajari anak-anak berbagai hal yang baik. Karena itu, dia mengatakan sesibuk apapun orangtua, mereka harus mengajari dan menggandeng anak-anaknya.

Salah satunya dengan mendampingi mereka membaca serta memberikan buku-buku yang baik untuk mereka.

"Paling tidak luangkan dan waktu untuk anak-anak. Misalnya ajak anak ke toko buku atau perpustakaan nasional," kata Lia memberikan tips.

Lia juga meminta, di saat-saat seperti itulah, minta anak untuk menyisihkan waktu dengan membaca dan jangan memegang handphone. Selain itu, orangtua juga tidak boleh terus-terusan bergantung pada gawai. Hal ini agar memberikan contoh yang baik bagi anak.

"Kita harus memberi contoh yang baik dulu untuk anak-anak."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.