Sukses

Dibanding Menerima, Kebahagiaan Lebih Awet dengan Memberi

Sebuah penelitian membuktikan pernyataan bahwa "memberi lebih baik daripada menerima"

Liputan6.com, Jakarta Memberi lebih baik daripada menerima. Jika selama ini pernyataan itu hanya bisa ditemukan dalam tulisan-tulisan motivasi, namun sebuah penelitian membuktikan bahwa hal tersebut memang benar memberikan kebahagiaan.

Dilansir dari Huffington Post pada Jumat (21/12/2018), para psikolog dari University of Chicago Booth School of Business dan University Northwestern Kellogg Schoolf of Management di Amerika Serikat membuktikan tentang hal tersebut. Penelitian ini melibatkan serangkaian eksperimen untuk melihat mana yang membawa kebahagiaan lebih lama. Memberikan hadiah untuk diri sendiri atau orang lain.

Di satu eksperimen, 96 peserta menerima lima dolar setiap hari selama lima hari. Mereka secara acak ditugaskan untuk membelanjakan uang itu untuk diri mereka sendiri atau orang lain. Termasuk memberikan uang tip di kafe atau sumbangan daring untuk amal. Yang pasti, mereka harus menghabiskan uang itu untuk hal yang sama setiap harinya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perasaan bahagia yang lebih lama

Studi yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science ini menunjukkan, mereka yang berulang kali memberi kepada orang lain, kebahagiannya tidak akan menurun. Kegembiraan ini juga dirasakan dari sama kuatnya dari hari pertama hingga kelima.

Sebaliknya, peserta yang membelanjakan uangnya untuk diri sendiri melaporkan penurunan secara stabil dalam kebahagiaan mereka.

Di percobaan kedua, 502 peserta memainkan 10 putaran permainan puzzle di mana mereka akan memenangkan 0,05 dolar setiap putarannya. Mereka harus menyimpan uang itu atau menyumbangkannya untuk amal.

Kesimpulan yang sama juga ditemukan dalam eksperimen kedua. Perasaan bahagia karena kemenangan jauh lebih lambat menurun pada mereka yang beramal.

"Penelitian kami mengungkapkan bahwa hal semacam itu mungkin lebih penting daripada yang diasumsikan. Pemberian berulang, bahkan dengan cara yang sama untuk orang lain yang identik, bisa terus merasa relatif menyegarkan dan relatif lebih menyenangkan dengan kita melakukannya," kata rekan penulis Ed O'Brien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.