Sukses

Perusahaan Ini Denda Karyawan yang Jalan Kaki Kurang dari 18 Ribu Langkah

Perusahaan ini mendenda karyawan yang tak capai target didenda sebesar 0,01 yuan (Rp 21,14) untuk setiap langkah yang tidak tercapai.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah perusaah real estate di Tiongkok memberlakukan peraturan tidak biasa. Perusahaan ini bakal mendenda karyawan yang gagal jalan kaki 18 ribu langkah per bulan.

Seperti dilansir Oddity Central, karyawan yang berani melanggar siap-siap menerima sanksi yang bisa membuat pernapasan jadi sesak. Perusahaan ini mendenda karyawan yang tak capai target didenda sebesar 0,01 yuan (Rp 21,14) untuk setiap langkah yang tidak tercapai.

Jalan kaki memang tengah digalakkan di Tiongkok. Banyak pihak mendorong orang-orang semakin memperbanyak jalan kaki. Ada perusahaan yang menyediakan aplikasi penyetel musik agar orang-orang mau berjalan kaki. Ada juga yang merilis aplikasi penghitung langkah.

Di perusahaan ini, para karyawan diwajibkan untuk jalan kaki 180 ribu langkah per bulan. Tak ada alasan yang jelas yang diberikan oleh perusahaan tersebut.

Mereka yang tak mencapai target siap-siap mencari pinjaman. Denda tersebut ditarik dari gaji karyawan.

 

 

Saksikan juga  video berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebijakan dikritik

Seorang karyawan perusahaan yang bernama Xiao mengatakan dia hanya menghasilkan 10 ribu langkah dalam sebulan. Gajinya pun dipotong 100 yuan (Rp 211.357) oleh atasannya.

“Itu sangat menyakitkan,” kata Xiao.

Wanita ini mengatakan setiap harinya karyawan tersebut harus berjalan 9 ribu langkah. Katanya, jumlahnya tidak terlalu banyak. “Tapi, itu menyakitkan bagi saya,” kata dia.

Xiao mengaku bekerja di bagian departemen SDM. Jalan kaki dari kantor ke stasiun bawah tanah tak membantunya juga. Meskipun ditambah dengan langkah harian, dia tak bisa mencapai target. Paling hanya menghasikan 2.500 langkah per hari. Jumlahnya kurang dari setengah yang dibutuhkan perusahaan.

Cerita ini menjadi viral di Tiongkok pekan lalu. Sebagian besar perusahaan mengkritik perusahaan real estate itu.

“Perusahannya hanya mencari alasan untuk mengurangi uang (yang dikeluarkan),” kata dia.

 

Penulis: Arie Dwi Budiawati

Sumber: Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.