Sukses

Amuba Pemakan Otak Renggut Nyawa Lansia Seattle

Nyawa pasien wanita lansia tak terselamatkan karena otaknya dimakan amuba pemakan otak.

Liputan6.com, Seattle Pada Februari 2018, nyawa seorang wanita lanjut usia (lansia) tak terselamatkan karena terengggut amuba (ameba) pemakan otak. Kondisi terjadi bermula dari sebulan lalu, Januari 2018 saat ia dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit Swedish Medical Center, Seattle, Amerika Serikat.

Lansia asal Seattle 69 tahun menderita kejang. Dokter mengambil CT scan otaknya untuk menentukan penyebabnya. Awalnya, dokter berpikir ada tumor di otaknya. Namun, pemeriksaan jaringan yang diambil dari otak selama operasi sehari kemudian menunjukkan, ada serangan yang jauh lebih mematikan. Ada amuba yang menggerogoti otaknya sekitar satu tahun.

"Ketika saya mengoperasi lansia ini, bagian otaknya sebesar bola golf." kata ahli bedah saraf asal Swedia, Charles Cobbs, dikutip dari The Seattle Times, Senin(10/12/2018).

“Ada amuba di seluruh otak yang hanya makan sel-sel otak."

Dalam penyelidikan lebih lanjut, organisme langka yang memasuki otak pasien lansia masuk melalui rongga hidungnya. Penyebaran terjadi saat ia menggunakan neti pot, produk berbentuk teko yang digunakan untuk membersihkan sinus dan rongga hidung.

Laporan amuba pemakan otak tersebut menurut studi kasus yang baru-baru ini diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases. Studi ini ditulis oleh dokter dan peneliti Swedia yang menangani kasus pasien lansia. Publikasi pun tidak menyebut identifikasi pasien.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terinfeksi amuba dari air keran

Amuba adalah organisme bersel tunggal, yang beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit. Amuba berkembang biak di tanah dan air yang hangat.

Organisme ini umumnya ditemukan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah, tetapi sekarang mungkin memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup di tempat lain yang biasanya lebih dingin, seperti Seattle, Washington.

Pada kasus lansia Seattle ini, ia mungkin terinfeksi amuba dari air keran yang dimasukkan ke neti pot seperti disampaikan para peneliti.

Lansia itu menggunakan air keran yang disaring melalui filter air yang dibeli di toko. Alhasil, air keran yang terkontaminasi amuba masuk rongga hidungnya, lalu menuju saraf penciuman di bagian atas rongga hidungnya.

Hal ini menimbulkan infeksi pemakan otak yang disebut granulomatous amoebic encephalitis (GAE). Setelah terinfeksi amuba, muncul luka di hidungnya.

Selama sekitar satu tahun, luka di hidung salah didiagnosis sebagai kondisi kulit yang umum dan dapat diobati. Cobbs menambahkan, kemungkinan gejala pertama amuba muncul luka di hidung, tapi karena penyakit ini langka maka sulit didiagnosis lebih cepat.

3 dari 3 halaman

Jenis amuba yang menginfeksi otak

Ada tiga jenis amuba telah diidentifikasi sebagai penyebab infeksi otak yang fatal, menurut Jennifer Cope, seorang ahli epidemiologi dari Centers for Disease Control and Prevention.

Jenis amuba yang menyerang otak lansia adalah Balamuthia mandrillaris. Itu adalah jenis amuba yang bergerak lebih lambat dan dapat memakan otak selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Ini menyebabkan kematian. Amuba yang bergerak lambat lainnya disebut Acanthamoeba spp.

Naegleria fowleri adalah amuba yang paling mudah teridentifikasi. Ini karena bergerak cepat, menyebabkan infeksi yang mengarah ke kematian hanya dalam beberapa hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.