Sukses

Sulitnya Biopsi dalam Diagnosis Kanker Paru

Biopsi menjadi langkah utama dalam diagnosis kanker paru.

Liputan6.com, Jakarta Biopsi menjadi langkah utama dalam diagnosis kanker paru. Cara ini membantu dokter mengetahui lebih jelas, apakah sampel yang diambil terbukti mengandung sel kanker atau tidak.

Jika pemeriksaan rontgen menunjukkan ada massa (tumor) pada paru-paru, maka pengambilan sampel dengan biopsi perlu dilakukan. Ini membantu dokter menentukan pengobatan dan terapi yang cocok bagi pasien kanker paru.

Dalam konferensi pers "Lung Cancer and Me: Beda Jenis, Beda Perjalanan" dokter spesialis patologi anatomi Evlina Suzanna menyampaikan, biopsi memang penting dilakukan, tapi ada hambatan atau kesulitan untuk melakukan biopsi itu sendiri.

"Cara diagnosis (kanker paru) standar bakunya dengan biopsi. Kadang-kadang cukup menyulitkan melakukan biopsi. Dokter spesialis paru harus punya keahlian ambil sampel tumor saat biopsi. Nah, ambil sampelnya tidak mudah," jelas Evlina saat ditemui di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Letak lesi, massa, atau tumor bisa berada di tepi dan tengah paru-paru. Untuk melakukan biopsi menggunakan alat semacam tusukan.

"Kalau salah tusuk, paru-paru bisa kempes. Apalagi jumlah jaringan sampel harus cukup untuk pemeriksaan lebih detail," tambah Evlina.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi pasien yang kesakitan

Kendala dalam proses biopsi lainnya terkait kondisi pasien. Evlina melanjutkan, pasien yang datang pertama kali lebih banyak sudah stadium lanjut, dari stadium 3B sampai 4. Hasil itu diperoleh setelah pasien melakukan biopsi.

Pada stadium lanjut, kondisi pasien melakukan pemeriksaan rinci maupun biopsi kurang mendukung. Ada pasien yang merasa kesakitan sehingga tidak mudah memasukkan alat biopsi juga alat pemeriksaan berteknologi tinggi.

"Misalnya, pengambilan sampel biopsi, pasien harus dalam posisi telungkup atau posisi tertentu lain. Sementara itu, pasien justru merasa kesakitan," dokter yang sehari-hari praktik di RS Dharmais Jakarta.

Walaupun biopsi dalam diagnosis kanker paru punya kendala, pengambilan sampel perlu dilakukan. Sampel pun tidak harus banyak, asalkan cukup untuk diperiksa lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Kanker paru-paru merupakan penyebab kematian laki-laki nomor satu di Indonesia. Pada kanker paru-paru, sel paru menjadi abnormal & cancerous

    Kanker Paru-paru