Sukses

Cerita Gondangdia: Dio Prasasti, Ketika Jurnalis Melepas Imaji

Selain berkarya untuk Liputan6.com, Giovani Dio Prasasti juga menuangkan bakat menulisnya dalam sebuah novel.

Liputan6.com, Jakarta "Melepaskan imajinasi perlu dilakukan agar tidak terkekang dalam kegilaan realitas".

Itulah yang diucapkan Giovani Dio Prasasti ketika ditanya alasannya membuat novel fiksi. Sehari-harinya, lelaki pendiam ini memang bertugas sebagai jurnalis kesehatan di Liputan6.com.

Dalam tugasnya, Dio panggilan akrabnya, menulis artikel kesehatan mulai dari isu vaksin, penyakit menular, BPJS Kesehatan, hingga kebijakan pemerintah soal kesehatan masyarakat.

Dalam sepekan dia bisa bertemu beragam narasumber dengan latar belakang permasalahannya. Dunia jurnalistik yang bagai tanpa henti membuat ia merasa harus sejenak rehat ketika sedang libur. Me time diisinya dengan menulis novel.

 

"Kalau pas liburnya dua hari saya senang banget, saya bisa punya waktu menulis novel," tutur si pemakai kaca minus ini.

Satu novel berjudul Mandalas: Pembaca Alam sudah ditelurkan. Kini ia sedang mencoba menyelesaikan sekuel novel bergenre sains fiksi itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meramu Mandalas

Novel Mandalas terasa spesial bagi mantan vokalis band RXI 126. Band yang dibentuk 2013 ketika masih kuliah di Unika Atmajaya Yogyakarta pernah membuat single bertajuk "Hadapi Semua".

Bagi Dio, novel fiksi Mandalas merupakan hasil imajinasinya sendiri. Dio mengaku mendapat semacam wahyu saat tidur ketika akan memulai menulis novel ini.

Setelah rampung, novel itu ia persembahkan buat adik laki-laki tercinta satu-satunya yang meninggal dunia pada 2017 karena sakit. 'Untuk Fabi, My Beloved Brother' begitu tulis Dio di halaman awal novelnya.

Novel Mandalas berkisah tentang Timo, seorang anak muda yang memiliki kekuatan tersembunyi yang membuatnya bisa membaca dan menyatukan dirinya dengan energi dari makhluk hidup yang ada di alam. Dengan kelebihannya, Timo berjuang membebaskan adiknya, Deran, yang disandera pemberontak.

Penggemar karya-karya J.K Rowlings, J.R.R. Tolkien, dan Paulo Coelho ini banyak menyelipkan filosofi ala dirinya di cerita Mandalas.

"Kalau jurnalistik dunia yang serius dan menulis tidak boleh beropini, kalau di novel saya bebas berimajinasi," terang Dio yang kini menjadi anak tunggal dari orangtuanya.

Dio mengaku menjadi jurnalis membuatnya punya pandangan luas dan belajar mengkritisi berbagai hal dengan fakta dan data.

Namun, biar dunianya tak melulu serius, menulis novel, bernyanyi hingga bermain musik membuatnya selalu semangat dalam menjalani hidup.

Carpediem!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini