Sukses

Amankah Konsumsi Obat Diabetes Selama Ibu Menyusui?

Ibu dengan diabetes dapat menyusui dengan baik, asalkan memerhatikan beberapa hal berikut.

Liputan6.com, Jakarta Obat diabetes metformin dan glyburide (glibenclamide) masuk kategori B menurut klasifikasi keamanan obat US Food and Drugs Administration (FDA). Klasifikasi B FDA menyebut, keterangan studi reproduksi belum menunjukkan risiko berbahaya pada janin.

Artikel terkait: Resistensi Insulin Intai Remaja Obesitas yang Diabetes

Berdasarkan laporan Department of Pharmaceutical Care Drug Use in Pregnancy & Lactation, ‘Drug Use In Pregnancy and Lactation, hasil studi reproduksi tentang obat itu menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi secara lanjut. Tidak ada studi yang berbahaya saat obat diminum pada trimester pertama kehamilan. Pun tidak ada bukti risiko berbahaya bagi ibu dan janin pada trimester berikutnya.

Sayangnya, kedua jenis obat untuk mengobati diabetes tidak dianjurkan diminum selama menyusui. Saat ibu menyusui, ada kontraindikasi yang akan memengaruhi bayi. Hal tersebut dipengaruhi dari efek obat terhadap Air Susu Ibu (ASI) yang dikeluarkan. Sekresi obat diabetes dari ASI akan membuat kadar gula bayi menjadi makin rendah.

“Obat metformin maupun glyburide tidak dapat diberikan pada saat ibu menyusui. Ini akan terjadi kontraindikasi,” papar dokter spesialis kebidanan dan kandungan Merwin Tjahjadi dalam wawancara khusus kepada Health Liputan6.com pada Rabu, 7 November 2018 melalui surat elektronik.

Artikel terkait: Cerita Pasien Diabetes Anak, Tak Malu Suntik Insulin Sendiri di Sekolah

Kontraindikasi pada ibu menyusui karena sekresi obat dikeluarkan melalui ASI, yang akhirnya dapat memengaruhi bayi. Jika bayi mengalami hipoglikemia, maka akan dinormalkan kembali kadar gula darahnya. Upayanya bisa lewat pemberian ASI (tanpa si ibu minum obat diabetes), cairan gula, susu formula ataupun infus.

“Pada orang diabetes biasanya ada gangguan penyerapan vitamin B12. Apalagi pasien juga minum obat diabetes, seperti metformin. Metformin itu mengganggu penyerapan vitamin B12,”  tambah Wismandari usai acara “Diabetes dalam Kehamilan” di Jakarta.

Artikel terkait: Diabetes Terdeteksi Jelang Persalinan, Ini Risiko pada Ibu dan Janin

Adanya gangguan penyerapan karena obat diabetes tidak baik bagi bayi. Kondisi itu akan mengganggu pertumbuhan janin. Di sisi lain, ada penelitian memaparkan, metformin termasuk aman diberikan saat menyusui. Jurnal Use of hypoglycemic drugs on lactation yang dipublikasikan US National Library of Medicine, National Institutes of Health pada 2009 mengungkapkan, penggunaan metformin selama menyusui tidak memiliki efek buruk pada bayi yang disusui.

Para peneliti menyimpulkan metformin dianggap sebagai obat lini pertama untuk pengobatan diabetes tipe 2 dan obat untuk ibu yang diabetes gestasional (diabetes yang terjadi saat kehamilan). Jumlah metformin yang sangat terbatas dalam ASI sangat tidak mungkin menyebabkan paparan negatif pada bayi yang disusui. Metformin dapat dianggap sebagai obat yang aman untuk pengobatan diabetes tipe 2 pada ibu menyusui.

 

 

Peringatan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November 2018, jurnalis Liputan6.com menayangkan liputan khusus dengan topik "Diabetes pada Ibu Hamil." Tulisan ini membahas, pengaruh pengobatan diabetes selama ibu menyusui.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Cara tepat gunakan insulin

Data penelitian Use of hypoglycemic drugs on lactation menunjukkan, kadar glyburide dan metformin pada ASI tidak menyebabkan efek buruk pada bayi yang disusui. Tetapi data penelitian dari sampel yang terbatas, pemantauan bayi yang diberi ASI pada ibu menyusui yang minum obata diabetes diperlukan.

Minum metformin selama menyusui pun tidak mungkin menyebabkan toksisitas (keracunan) pada bayi yang diberi ASI. Walaupun begitu, ibu tetap disarankan memerhatikan bayi  bila alami gejala hipoglikemia. Kadar gula darah turun jadi indikator bayi alami hipoglikemia.

Sampai saat ini, cara aman ibu diabetes yang menyusui maupun hamil adalah pemberian insulin. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes Rumah Sakit Pondok Indah – Pondok Indah, Jakarta Selatan, Wismandari menegaskan, suntik insulin masih bisa diberikan selama ibu menyusui. Suntik insulin merupakan pengobatan dengan memasukkan hormon insulin pada tubuh. Pada penderita diabetes, ada gangguan terhadap produksi insulin.

Insulin yang seharusnya mengubah glukosa menjadi energi kurang bekerja efektif. Merwin melanjutkan, insulin aman untuk ibu hamil dan menyusui. Yang menjadi perhatian, penggunaan insulin sesuai dosis dan pemantauan yang ketat. Hal ini agar ibu tidak juga alami hipoglikemia.

“Efek insulin dapat menurunkan kadar gula darah menuju janin. Tapi tidak akan mempengaruhi produksi ASI atau pertumbuhan bayi. Untuk ibu menyusui, pemberian insulin harus dilakukan dengan hati-hati karena risiko dosis yang tidak tepat dapat membuat gula darah terlalu rendah,” Merwin menjelaskan.

3 dari 5 halaman

Berhenti suntik insulin

Bagi ibu yang punya riwayat diabetes, penanganan bayi baru lahir juga diperlukan. Merwin mengatakan, dokter spesialis anak harus diinformasikan mengenai keadaan ibu hamil dengan kadar gula yang tinggi. Lalu pada saat bayi lahir harus bersiap dengan risiko bayi lahir dengan kadar gula darah bayi yang tiba tiba turun (bayi hipoglikemia). Secara rutin, bayi akan diperiksakan kadar gula darah sesaat setelah dilahirkan. Cara ini akan menentukan langkah penanganan selanjutnya.

“Pada bayi yang dilahirkan dari ibu diabetes, harus diawasi tanda tanda bayi hipoglikemia dan harus diberikan ASI rutin minimal setiap dua jam sekali,” lanjutnya.

Bagi ibu yang menderita diabetes gestasional, pemberian insulin dapat dihentikan sesudah melahirkan. Pada ibu yang diabetes gestasional kadar gula darah ibu akan kembali normal dengan sendirinya setelah melahirkan.

Wismandari menegaskan, ada juga kasus ibu hamil yang diabetes gestasional, tapi setelah 12 minggu gula darah masih tinggi, ia harus konsumsi obat-obatan. Pemeriksaan pun dijalani, yang mana apakah ibu ternyata menderita diabetes melitus tipe 2 atau tidak. Pemberian insulin bisa saja dilanjutkan.

4 dari 5 halaman

Menyusui dengan aman

Ibu yang diabetes tidak perlu cemas soal menyusui. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter memberikan kiat sukses menyusui.

Pertama, konsultasi sebelum melahirkan. Memasuki trimester ketiga, lakukan konsultasi lebih intens dengan dokter kandungan mengenai penyakit diabetes dan keinginan menyusui.

Kedua, memerah kolostrum sebelum melahirkan.

Kolostrum adalah ASI yang diproduksi di beberapa hari pertama setelah melahirkan, tapi sebenarnya sudah terbentuk sejak trimester ketiga. Beberapa konsultan laktasi mungkin akan menyarankan ibu untuk mulai memerah kolostrum menjelang waktu melahirkan untuk diberikan pada bayi setelah lahir. Hal ini untuk mengantisipasi bila bayi hipoglikemia atau ibu perlu waktu untuk pemulihan.

“Yang penting untuk diingat adalah jangan memerah kolostrum sendiri tanpa pendampingan dokter atau tenaga medis. Sebaiknya aktivitas ini dilakukan di fasilitas kesehatan.

Ketiga, makan setiap akan menyusui. Menyusui akan menghabiskan energi dan memperbesar kemungkinan terjadi hipoglikemia pada ibu. Konsumsi makanan yang tinggi serat, protein, dan karbohidrat sebelum menyusui.  Siapkan camilan sehat .

Keempat, cukup cairan. Setelah menyusui, umumnya ibu akan merasa haus. Pastikan kebutuhan cairan selalu terpenuhi setidaknya 3-4 liter per hari. Kelima, periksa kadar gula darah rutin

Lakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin, terutama bila tubuh merasa lemas, pusing, dan pandangan kabur.

5 dari 5 halaman

Risiko alami diabetes kembali

Pada ibu menderita diabetes gestasional pada kehamilan pertama, ia akan berisiko kembali mengalami diabetes gestasional pada kehamilan selanjutnya. Sekitar 10 - 20 persen ibu diabetes gestasional akan mendapatkan diabetes lagi. Ibu juga harus bersiap dengan suntik insulin pada kehamilan selanjutnya.

Pada umumnya, 80 persen diabetes gestasional bisa dikelola dengan baik dengan menjaga pola makan dan aktivitas olahraga, tanpa memerlukan terapi insulin.

“Risiko kembali diabetes (gestasional) meningkat 2-3 kali untuk terulang, namun apabila dari awal sudah bisa menjaga kenaikan berat badan, pola makan, dan rajin berolahraga, (diabetes gestasional) bisa dihindari,” papar Merwin.

Cara mencegah diabetes gestasional tidak dialami saat hamil anak kedua dan selanjutnya adalah mengontrol peningkatan berat badan, mengatur pola makan, dan tetap berolahraga. Diet yang harus dilakukan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat dan gula serta meningkatkan konsumsi protein dan serat.

Bagi ibu yang memang punya riwayat diabetes melitus, sebaiknya lakukan pemeriksaan darah pada awal kehamilan. Nanti akan ditentukan, apakah memerlukan insulin atau tidak. Edukasi kepada ibu hamil untuk menjaga gula darah senormal mungkin selama kehamilan dan menjelaskan kehamilannya termasuk kehamilan dengan risiko tinggi sehingga memerlukan perhatian yang lebih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.