Sukses

Wanita Lesbian dan Biseksual Berisiko Tinggi Kena Penyakit Jantung

Studi menemukan meningkatnya risiko penyakit jantung pada wanita lesbian dan biseksual juga terkait depresi dan pola makan berlebihan

Liputan6.com, Jakarta Perempuan dengan orientasi seksual lesbian dan biseksual diklaim memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung. Sebuah penelitian menemukan, hal tersebut dikarenakan pelecehan traumatis yang mereka hadapi.

Mengutip Metro.co.uk pada Kamis (8/11/2018), peneliti menemukan wanita dengan orientasi seksual minoritas seperti lesbian lebih berisiko jika dibandingkan perempuan dengan orientasi seks yang lurus. Beberapa faktor yang membuatnya lebih berisiko tinggi antara lain stres, penggunaan tembakau, minuman keras, dan juga kegemukan.

Selain itu, trauma akibat pelecehan atau anggapan miring yang diterima oleh perempuan lesbian dan biseksual mungkin berada di balik hal tersebut. Namun, alasan itu belum benar-benar jelas mengapa bisa saling terkait.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

60 persen berisiko diabetes

Studi ini menemukan wanita lesbian dan biseksual 60 persen lebih berisiko terkena diabetes. Sementara, 40 persen lebih mungkin mengalami depresi atau makan berlebihan. Selain itu, mereka juga 30 persen rentan mengalami kecemasan.

Mereka juga dinyatakan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan stres pasca trauma dan perasaan kurangnya dukungan sosial.

"Temuan ini menunjukkan penyedia layanan kesehatan harus memeriksa trauma sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular pada populasi ini," ujar penulis studi, Dr. Billy Caceres dari Columbia University School of Nursing, Amerika Serikat.

 

3 dari 3 halaman

Makan berlebihan

Dalam penelitian ini, ilmuwan menganalisis bagaimana tingkat parahnya trauma terkait dengan laporan tingginya faktor risiko kardiovaskular di antara hampir 550 wanita lesbian dan biseksual.

Mereka mengukur tiga bentuk trauma yang dialami wanita selama masa kanak-kanak dan dewasa, termasuk kekerasan fisik, seksual, dan trauma seumur hidup secara keseluruhan. Pengabaian dari orangtua selama masa kecil dan kekerasan pasangan intim saat dewasa juga diukur.

Menurut penelitian ini, tingkat diabetes dan depresi dilaporkan lebih tinggi pada wanita lesbian dan biseksual yang mengalami beberapa trauma di atas. Mereka juga mengalami makan berlebihan.

Penelitian pendahuluan ini dipresentasikan di American Heart Association's Scientific Sessions di Chicago, AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.