Sukses

Mengetahui Bahaya Mata Buram dari Video Anak Ahok dan Addie MS

Tidak hanya Nicholas Sean yang merupakan putra sulung Ahok saja yang membuat video pendek untuk merayakan Hari Penglihatan Sedunia 2018. Putra kedua Addie MS juga membuat video yang kampanyekan kesehatan mata.

Liputan6.com, Jakarta Tidak hanya Nicholas Sean yang merupakan putra sulung Ahok saja yang membuat video pendek untuk merayakan Hari Penglihatan Sedunia 2018. Anak nomor dua pasangan musisi Addie MS dan Memes, Tristan Juliano, pun tak ketinggalan.

Meskipun cerita yang mereka buat berbeda, tapi video yang diikutsertakan pada kompetisi yang diadakan Persatuan Dokter Mata Indonesia cabang Jakarta (Perdami Jaya) punya benang merah saling melengkapi, yaitu mencegah terjadinya mata buram.

Nicholas dan teman-temannya membuat sebuah video untuk mengingatkan orang-orang dengan mata minus, plus, atau silinder untuk mengecek mata mereka secara berkala. Setidaknya, dua atau empat tahun sekali untuk pasien 20 sampai 40 tahun.

 
 
 
View this post on Instagram

Terima kasih Nicholas Sean Purnama dan teman-teman turun memeriahkan #worldsightday2018 . Repost: @kindahmahdiahh #perdamijayavideocompetition Buram pada mata utamanya disebabkan oleh gangguan refraksi (minus, plus, silinder) . Mata minus, plus, atau silinder jika tidak dikoreksi dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang permanen seperti kebutaan. . Cek kesehatan matamu secara berkala (tiap 2-4 tahun untuk usia 20-40 tahun) dan gunakan kacamata atau lensa kontak untuk menghilangkan penglihatan buram-mu. . Saya, Nicholas Sean, mendukung kampanye peduli kesehatan mata, HFGM Liga Medika, #EyeAware @nachoseann @bearhounds_one #eyecareeverywhere #perdamijayavideocompetition #haripenglihatansedunia2108

A post shared by Perdami Jaya (@perdamijaya) on

Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah mata buram, akibat tidak mengganti kacamata padahal terjadi perubahan besaran angka minus, plus, maupun silindernya.

Lewat video yang memperlihatkan Nicholas sedang berlatih airsoft gun, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini menyarankan menggunakan kacamata atau lensa kontak agar penglihatan tak lagi buram.

Sementara video karya Tristan dan teman-temannya, lebih menekankan bahwa mata buram bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Di keterangan video tersebut tertulis, mata buram dapat disebabkan oleh mata minus, atau disebut juga gangguan refraksi mata,"Gangguan refraksi mata merupakan kondisi ketika pancaran cahaya dari suatu objek yang masuk ke dalam mata tidak difokuskan dengan jelas."

Sama kayak saran dari Nicholas, penggunaan kacamata, lensa kontak, atau tindakan bedah adalah jalan untuk memperbaiki kondisi mata tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Kata Dokter Mata?

Dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Ferdiriva Hamzah, mengaminkan pernyataan tersebut. Menurut Ferdiriva, bermain airsoft gun akan jauh lebih menyenangkan jika mata bisa melihat dengan jelas. Sekalipun sudah memakai kacamata, belum tentu matanya benar-benar dapat melihat.

"Ada kondisi, yang meskipun orang sudah pakai kacamata, matanya tetap buram," kata Ferdiriva.

"Bisa karena penyakit-penyakit lain, bisa juga karena tidak rutin mengecek mata karena minus, plus, atau silinder," kata dia menambahkan.

Cek rutin mata diwajibkan enam bulan sekali. Itu untuk pasien di bawah usia 20. Kalau misalnya besaran minus bertambah dan kacamata tidak diganti-ganti, jadinya bisa buram.

"Misal, kita masih di bawah umur 17 tahun. Terus kita pakai kacamata dari umur 15 tahun, minusnya 1,5. Selama dua tahun, kemungkinan tambah, ada," kata Ferdiriva menjelaskan.

"Tahu-tahu minusnya sudah 2,5 tapi (karena tidak periksa), dia masih pakai kacamata yang 1,5 , buramlah matanya," ujarnya.

Ada pun dampak dari mata buram, lanjut Ferdiriva, lebih kepada keselamatan diri sendiri seperti yang diceritakan di video milik Tristan dan teman-temannya.

"Bisa-bisa lagi jalan kejedut pintu atau tembok. Bahayanya lebih ke situ," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini