Sukses

Lensa Kontak atau Kacamata, Mana yang Lebih Aman?

Lensa kontak dan kacamata, mana yang lebih aman dan nyaman digunakan untuk mata.

Liputan6.com, Jakarta “Enggak niat pakai lensa kontak. Takut aja. Banyak kejadian yang habis pakai lensa kontak, matanya infeksi atau lensa kontak yang nyangkut di dalam mata. Ngeri kan. Lagi pula aku bingung, bagaimana caranya pakai lensa kontak? Kecil banget lensa kontak dan harus hati-hati. Aku juga suka kucek-kucek mata. Jadi, lebih aman pakai kacamata.”

Jawaban itulah yang disampaikan Pras (23) saat Health Liputan6.com bertanya, ‘Kenapa tidak pakai lensa kontak?’ Pras lebih nyaman menggunakan kacamata dibanding lensa kontak. Ia mengalami mata minus sejak SD. Ia pun harus menggunakan kacamata. Mata kiri Pras sekarang minus 4,5 dan mata kanan lebih dari minus 4,5.

Menilik penggunaan lensa kontak dan kacamata, Wakil Ketua Komite Mata Nasional, Aldiana Halim menyarankan, lebih aman menggunakan kacamata. Lensa kontak dapat digunakan bila ada indikasi medis tertentu.

“Saya pribadi tidak menyarankan penggunaan lensa kontak, kecuali pasien punya indikasi medis tertentu. Indikasi medis seperti minus terlalu tinggi dan harus pakai kacamata yang tebal banget. Minus mata kiri-kanan beda jauh, misalnya mata kiri minus 1,5 dan mata kanan minus 7,” tegas Aldi, sapaan akrabnya usai acara konferensi pers Hari Penglihatan Sedunia 2018 di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada 2 Oktober 2018.

Artikel terkait: Buta Mendadak Usai Tenggak Miras Oplosan

Jika kondisi pasien cukup baik dan tidak ada masalah menggunakan kacamata, maka gunakan saja kacamata. Kacamata lebih nyaman dan aman. Anda bebas memakai dan mencopot kacamata dengan mudah. Yang lebih nyaman, Anda bisa ganti frame (bingkai) dan bentuk lensa kacamata yang tengah tren.

“Nah, bisa lebih gaya juga kan pakai kacamata. Modelnya (frame dan lensa kacamata) macam-macam,” lanjut Aldi.

Artikel terkait: SIGALIH, Kado dari Kemenkes untuk Pasien Gangguan Penglihatan

Kemudahan penggunaan kacamata terlihat dari cara membersihkan lensa kacamata. Anda tidak perlu pembersihan khusus kacamata, cukup dengan cairan pembersih kacamata atau air biasa. Dilansir dari WebMd, Anda dapat memilih bingkai kacamata sesuai gaya pribadi. Jika penglihatan tetap sama (tidak ada keluhan penglihatan kabur), maka tidak perlu sering mengganti kacamata.

Artikel terkait: Ini Gangguan Penglihatan yang Banyak Terjadi pada Anak

Meski Anda mungkin tidak menyukai beban kacamata yang terasa berat di hidung atau terlalu menekan telinga, Anda dapat melepas kacamata dengan mudah dan menaruhnya kapan saja. Dari segi harga, kacamata bisa lebih murah dibanding lensa kontak.

 

 

 

Memperingati Hari Penglihatan Sedunia 2018 pada 9 Oktober, jurnalis Liputan6.com menayangkan tulisan khusus seputar isu kesehatan mata. Artikel ini merupakan tulisan KEEMPAT - TERAKHIR dari empat rangkaian tulisan. Tulisan keempat memaparkan, penggunaan lensa kontak dan kacamata.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mitos minus bertambah pakai kacamata

Ada anggapan di masyarakat, penggunaan kacamata justru membuat minus makin bertambah. Anggapan tersebut adalah salah.

Aldi menjelaskan, tidak ada teori yang bisa dijadikan acuan kalau menggunakan kacamata, minus bertambah. Yang terjadi adalah kekuatan lensa mata seiring bertambahnya usia mengalami perubahan. Kondisi ini disebut presbiopia dan bisa dialami siapa saja biasanya sekitar usia pertengahan 40-an. Daya penglihatan menurun, yang membuat seseorang harus menggunakan kacamata.

Artinya, kacamata bukan menjadi penyebab, yang membuat minus makin bertambah, melainkan perubahan lensa mata yang terjadi pada diri masing-masing.

Kacamatamu tidak bisa disalahkan, menurut ahli teknologi David Atchinson dari Queensland University of Technology. Kacamata tidak mampu mengubah atau mencegah kondisi presbiopia atau kondisi mata lainnya. Tetapi kebiasaan seseorang sering melepas kacamata akan mempengaruhi kekuatan lensa mata.

Mata mungkin tampak agak malas untuk mengumpulkan kekuatan fokus penglihatan. Melansir laman ABC Health and Welbeing, hal itu terjadi karena otot-otot yang membelokkan dan meluruskan lensa mata belum berfungsi maksimal. Dalam hal ini, kacamata tidak membuat penglihatan memburuk. Penyebab utama yakni lensa mata menjadi kurang fleksibel sehingga tidak bisa fokus.

“Mata minus termasuk gangguan penglihatan yang berhubungan dengan kelainan refraksi dan itu membutuhkan kacamata. Ya, pakai kacamata untuk membantu penglihatan. Bukan berarti pakai kacamata malah bikin minus bertambah,” imbuh Aldi.

Aldi menyarankan, cek kesehatan mata minimal setahun sekali. Apalagi bila penglihatan berubah dan tidak cocok menggunakan kacamata sekarang. Misal, pakai kacamata sekarang yang tadinya jelas kok jadi buram. Tandanya lensa mata berubah. Perubahan lensa mata harus diperiksa ulang lebih lanjut. 

3 dari 3 halaman

Lensa kontak yang berujung kebutaan

Jika Anda harus menggunakan  lensa kontak, maka perlu berhati-hati. Lensa kontak membutuhkan lebih banyak perawatan daripada kacamata. Anda harus membersihkan dan menyimpan lensa kontak dengan cara yang benar. Dikutip dari WebMd, Anda bisa kena infeksi mata yang parah jika Anda tidak membersihkan kontak dengan baik atau tidak mencuci tangan sebelum memegangnya. 

Dari segi kenyamanan, diperlukan lebih banyak waktu terbiasa menggunakan lensa kontak. Lensa kontak juga lebih mahal daripada kacamata. Anda biasanya membutuhkan perawatan lebih lanjut dengan dokter mata selama menggunakan lensa kontak. Pada beberapa kasus, lensa kontak bisa menyebabkan kebutaan.

Di Moorfields Eye Hospital, London, Inggris, ada peningkatan jumlah kasus infeksi keratitis acanthamoeba sejak tahun 2011. Acanthamoeba adalah mikroorganisme pembentuk kista yang ditemukan pada kadar tinggi persediaan air domestik Inggris. Infeksi itu menyebabkan kornea menjadi nyeri dan meradang, yang lebih banyak dialami pasien yang menggunakan lensa kontak.

Pasien yang terkena keratitis acanthamoeba hanya menyisakan 25 persen penglihatan atau menjadi buta. Hanya delapan hingga 10 kasus per tahun tercatat di rumah sakit antara tahun 2000 dan 2003. Sebagaimana dilansir Sky News kasus meningkat menjadi 35 sampai 65 kasus per tahun antara tahun 2011 dan 2016.

"Peningkatan kasus ini menyoroti para pengguna lensa kontak untuk menyadari risikonya,” kata John Dart dari Institut Ophthalmology Moorfields Eye Hospital.

Di sisi lain, kebutaan terjadi bukan dipersoalkan harga lensa kontak yang murah atau mahal. Tapi permasalahan apakah lensa kontak diproduksi dari industri yang terjamin dan punya kapasitas untuk membuat lensa kontak.

“Artinya, jangan sampai lensa kontak yang dipakai itu dibuat dari industri yang tidak punya kapasitas untuk memproduksi. Sekadar hanya memenuhi keuntungan. Jadi kita harus hati-hati juga bila memang perlu sekali menggunakan lensa kontak,” Aldi menambahkan.

Sebelum membeli lensa kontak, baiknya cek kemasan dan lihat darimana asal produsen lensa kontak. Calon pengguna lensa kontak juga harus cek bagaimana aturan penggunaannya yang tepat. Aldi juga menekankan lensa kontak lebih tepat digunakan bagi seseorang yang alami indikasi medis tertentu. Lensa kontak pun bukan sekadar mempercantik gaya dan penampilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.