Sukses

Jangan Sampai Keliru, Ketahui Perawatan 10 Jenis Jerawat

Setiap jenis jerawat ini perlu perawatan tersendiri, jika salah malah makin parah.

Liputan6.com, Jakarta Jenis jerawat itu macam-macam. Contohnya saja jerawat batu yang lebih dikenal dengan cystic, jerawat hormonal, si komedo blackhead dan whiteheads. Dan, setiap jenis jerawat ini perlu perawatan tersendiri.

Berikut saran perawatan untuk setiap jenis jerawat dari dokter kulit seperti dilansir Readers Digest, Kamis (4/10/2018):

1. Whiteheads

Joel Schlessinger, MD, seorang dokter kulit menjelaskan, jerawat jenis ini sering terjadi ketika lapisan tipis kulit menutupi pori-pori tersumbat dengan sel-sel mati atau kotoran, yang menciptakan benjolan bulat putih pada kulit.

Penyebab whiteheads bisa bermacam-macam, tapi yang paling umum adalah penumpukna minyak, sel kulit mati, dan perubahan hormonal.

Schlessinger mengingatkan untuk menahan godaan memencet whitehead, karena hal itu dapat menyebarkan bakteri penyebab jerawat dan bahkan dapat menyebabkan jaringan parut.

Cara terbaik untuk merawat whiteheads adalah menjaga area di sekitarnya bebas dari bakteri dan sel kulit mati. Kebanyakan whiteheads secara alami hilang dalam waktu sekitar satu minggu. Tapi jika whiteheads tidak kunjung hilang, Schlessinger merekomendasikan pembersihan di pagi dan malam hari dengan pembersih wajah yang mengandung salisilat dan asam glikolat.

2. Komedo (Bleakheads)

Komedo paling sering muncul di hidung. Blackheads ini mirip dengan whiteheads. Menurut Schlessinger komedo disebabkan pori-pori tersumbat dan produksi minyak berlebih karena perubahan hormon.

"Ketika whiteheads muncul dari lapisan kulit yang menutupi pori-pori, komedo ada karena dibiarkan terbuka dan terkena udara, yang menyebabkan terlihat hitam," katanya.

"Meskipun ekstraktor dapat digunakan untuk menghilangkan sumbat yang menyebabkan komedo, ini harus dilakukan profesional perawatan kulit dan dokter kulit yang terlatih untuk menghindari penyebaran bakteri."

Schlessinger merekomendasikan penggunaan retinol yang akan membantu mendorong pergantian sel dan mencegah pori-pori tersumbat dengan sel-sel kulit mati dan minyak.

3. Jerawat T-zone

Salah satu jenis jerawat yang lebih umum, yang cenderung muncul di dahi, hidung, dagu dalam formasi bentuk T, biasanya disebabkan polusi dan paling sering menghasilkan jerawat merah dan whitehead.

"Whiteheads biasanya ditemukan di area T-zone sehingga produk yang dijual bebas yang mengandung asam salisilat, benzoyl peroxide dan retinoid membersihkan jerawat jenis ini,” kata Dendy Engelman, MD , seorang dokter kulit di Manhattan Dermatology and Cosmetic Surgery.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4. Jerawat hormonal

4. Jerawat hormonal

Jerawat ini, lanjut Engelman, muncul karena minyak yang berlebihan karena hormon. Alhasil menyebabkan penumpukan, pori-pori tersumbat, dan semakin menyebabkan jerawat.

"Bagi wanita, kontrasepsi oral menyeimbangkan kadar hormon Anda dan pada dasarnya membersihkan kulit Anda — jika tidak, co-cyprindiol adalah pengobatan hormonal yang dapat digunakan untuk jerawat yang lebih parah yang tidak meresponsantibiotik."

5. Pustula

Pustula adalah benjolan yang berisi cairan atau nanah pada kulit yang merupakan hasil dari infeksi bakteri di pori-pori. "Meskipun tingkat keparahannya bervariasi, tergantung pada berapa banyak dan seberapa cepat mereka terbentuk, pustula yang lebih kecil akan berkurang secara alami dan dapat diobati dengan produk yang dijual bebas yang mengandung asam salisilat,” kata Schlessinger.

Apabila kulit Anda rentan pustula, penting bagi Anda untuk rutin perawatan jerawat. "Jika pustula menetap atau dalam jumlah besar, kombinasi antibiotik oral dan topikal menawarkan hasil terbaik."

6. Papula

Benjolan kecil berwarna merah pada kulit ini sering muncul berkelompok dan bisa sangat menyakitkan. Untungnya, mereka merespons obat-obatan seperti antibiotik atau perawatan topikal seperti tretinoin. Retinol juga dapat membantu dengan papula.

 

3 dari 4 halaman

7. Jerawat kistik

7. Jerawat kistik

Jerawat jenis ini biasanya ada jauh di bawah permukaan kulit dan sangat menyakitkan. "Jerawat jenis ini terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh minyak dan sel-sel kulit mati, tetapi infeksi itu masuk lebih dalam ke kulit, menghasilkan benjolan merah yang lebih besar yang terisi oleh cairan," kata Schlessinger.

Menurutnya, jerawat kistik biasanya hasil dari perubahan hormon. itulah mengapa jerawat kistik paling sering terjadi pada remaja, meskipun juga bisa memengaruhi segala usia.

"Biasanya kombinasi antibiotik dan perawatan topikal dengan resep dokter bekerja dengan sangat baik,” katanya.

"Jika ini tidak berhasil, isotretinoin dapat digunakan untuk jerawat cystic yang membandel."

8. Acne fulminans

Menurut Melissa Kanchanapoomi Levin, MD, dokter kulit di New York City dan profesor klinis di NYU Langone dan Mount Sinai Hospital, ini bentuk langka dari jerawat kistik yang parah dan paling sering terjadi pada remaja laki-laki, dan ditandai nodul dan plak yang sangat meradang dengan luka terbuka. Jerawat ini bisa muncul di dada, punggung, dan wajah.

"Ada juga tanda-tanda sistemik seperti demam, jumlah sel darah putih yang meningkat, nyeri sendi, keterlibatan tulang, dan nyeri otot," tambahnya.

Biasanya jerawat ini membutuhkan perawatan steroid sistemik oral, isotretinoin, dan obat sistemik lainnya.

9. Nodul

Seperti jerawat kistik, nodul adalah bentuk jerawat parah lainnya yang membutuhkan bantuan dokter kulit.

"Jerawat nodular bisa bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa perawatan yang tepat," kata Schlessinger.

Tidak seperti jerawat kistik, menurut Schlessinger, jerawat ini menyebabkan kulit Anda berubah menjadi warna merah saat meradang. Ia merekomendasikan penggunaan antibiotik dan perawatan topikal dengan resep dokter kulit Anda.

 

4 dari 4 halaman

10. Jerawat mechanica

10. Jerawat mechanica

"Jerawat jenis ini terjadi akibat panas dan gesekan, dari tekanan di kulit atau memakai perlengkapan olahraga atau pakaian olahraga basah, yang memicu meningkatnya iritasi dan kelebihan minyak yang menyebabkan jerawat," jelas Lily Talakoub, MD, dokter kulit. di McLean Dermatology and Skincare Centre.

Jerawat ini terkadang dikenal dengan jerawat yang dipicu olahraga karena sering terjadi pada atlet. Untuk mencegah jerawat mechanica, Talakoub merekomendasikan segera mandi setelah berolahraga atau berkeringat, tidak memakai topi untuk waktu yang lama, tidak memakai pakaian yang terlalu ketat dan beralih dari bahan sintetis ke kain yang bisa bernapas, seperti katun.

"Bersihkan dengan bahan yang mengandung peroksida benzoyl, seperti panoxyl, dan asam glikolat," katanya.

Selain itu, dokter kulit Anda juga dapat meresepkan obat kombinasi topikal yang membantu menghilangkan sel kulit mati yang berlebihan dan bakteri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini