Liputan6.com, Jakarta Ada perbedaan angka kejadian stroke di Asia dan Eropa. Dalam jurnal Stroke in Asia: A Global Disaster, yang dipublikasikan di International Journal of Stroke pada 18 September 2014, beban stroke di kawasan Asia sangat serius.Â
Baca Juga
Advertisement
Kematian stroke di Asia lebih tinggi daripada di Eropa atau Amerika Utara. Menilik laporan jurnal tersebut, dokter spesialis saraf Mohammad Kurniawan dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta menjelaskan alasannya.Â
"Angka kejadian stenosis (penyempitan pembuluh darah otak) lebih tinggi untuk orang Asia dibanding orang Eropa. Kalau orang Eropa, biasanya kena stroke itu karena ada penyempitan pembuluh darah leher (karotis)," jelas Kurniawan usai acara talkshow penanganan stroke di Hotel Double Tree, Jakarta, ditulis Jumat (21/92018).
Dalam hal ini, orang Asia lebih banyak mengalami penyempitan pembuluh darah di kepala. Risiko stroke juga makin tinggi.
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kelainan pembuluh darah otak
Penyebab lain stroke pada orang Asia karena adanya malformasi (kelainan pembuluh darah di otak) tinggi. Kondisi itu berisiko pecah pembuluh darah di otak lebih tinggi dibanding orang Eropa.
"Ini kan masalah genetik juga. Tapi studi genetik tentang gen apa yang menyebabkan itu (kelainan pembuluh darah otak) masih belum banyak ditemukan," jelas Kurniawan.
Gaya hidup yang buruk ikut berpotensi kena stroke. Apalagi orang yang punya riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi). Kondisi itu memicu penyumbatan pembuluh darah yang akan menyebabkan stroke.
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement