Sukses

Alasan Bayi Tak Boleh Mandi Lebih dari 10 Menit

Mandi terlalu lama membuat kulit bayi mengalami penguapan yang lebih besar sehingga kulitnya bakal kering.

Liputan6.com, Jakarta Bayi memiliki kulit lebih tipis dari orang dewasa. Mandi terlalu lama membuat kulit bayi mengalami penguapan yang lebih besar sehingga kulitnya bakal kering. Itu sebabnya dokter spesialis kulit dan kelamin Nanny Shorayad menyarankan para orangtua untuk memandikan si kecil sekitar 5-10 menit saja. 

Lalu, saat pembilasan juga harus bersih. Bila ada sisa sabun terus berkontak di kulit bisa jadi bahan iritan juga untuk anak.

“Keluar dari bak sabun, bilas lagi dengan air bersih tanpa sabun. Gunakan pelembap tambahan dari luar. Keringkan dengan bahan handuk yang lembut. Sabun juga tidak overuse atau terlalu banyak bahan kimia,” papar Nanny dalam peluncuran produk perawatan kulit bayi, Young Living Seedling beberapa waktu lalu.

Lalu, pilih pelembap yang hipoalergenik dan tidak mengandung bahan iritatif. Sebaiknya gunakan rutin dua kali sehari setelah mandi karena ini adalah waktu terbaik pelembap menyerap kulit.

 

 Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kulit bayi 30 persen lebih tipis

Dalam acara ini Nanny menjelaskan bahwa kulit bayi yang baru lahir rentan karena 30 persen kulit lebih tipis dibandingkan orang dewasa, akibatnya fungsi barrier jadi kurang optimal. Sehingga bahan kimia atau zat topikal mudah masuk dan penguapan air lebih cepat atau tinggi sehingga kulit bayi mudah kering atau sensitif.

“Kita semua punya mantel kulit, namun bayi yang baru lahir perlu dibantu. Ph kulit bayi cenderung mengikat, fungsi sebagai anti mikroba juga terjadi penurunan. Lapisan bayi baru lahir kelenjarnya aktifitas rendah,” ujar Nannny.

Kulit bayi cepat menguap yang mengakibatkan kehilangan air, natural mouisturizer pun lebih sedikit. Lebih lanjut dr. Nanny mengatakan, kulit sensitif pada anak ciri-cirinya kulit memerah di anggota tubuh.

“Awalnya kulit kering, sehingga sawar (pagar atau barrier) kulitnya terganggu. Jadi saat bahan iritan masuk itu jadi lebih gampang masuk bahan kimia dan iritasi. Kalau ini berulang terus jadilah radang kukit. Bayinya nggak nyaman. Tidur terganggu, lama kelamaan bisa mengganggu perkembangan dan pertumbuhan,” ujarnya.

 

Penulis: Anisha Saktian Putri

Sumber: Vemale.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.