Sukses

Komentar Nakal untuk Jonatan Christie, Pelecehan Seksual?

Selebrasi Jonatan Christie di Asian Games 2018 mengundang banyak komentar nakal dari warganet, terutama kaum hawa. Benarkah hal tersebut bisa menjadi pelecehan seksual?

 

Liputan6.com, Jakarta Tidak hanya kemenangannya di final tunggal putra Asian Games 2018, warganet juga menyoroti selebrasi Jonatan Christie. Beberapa akun warganet bahkan tidak segan-segan mengungkapkan fantasi liarnya soal pebulu tangkis 20 tahun tersebut.

Sebagian orang (terutama kaum pria) berpendapat bahwa apa yang dilakukan pengguna akun media sosial yang kebanyakan kaum Hawa tersebut bisa menjurus ke pelecehan seksual. Hal ini menuai perdebatan, benarkah hal tersebut adalah pelecehan seksual?

"Pelecehan itu prinsipnya ada upaya untuk mengintimidasi, merendahkan, mendominasi, manipulasi, pihak yang dilecehkan," ujar Psikolog Klinis Dewasa Nirmala Ika ketika dihubungi Health Liputan6.com. Ditulis Rabu (29/8/2018).

Ika mengakui, kebanyakan komentar yang ditujukan di akun Instagram milik Jonatan Christie merupakan euforia terhadap kemenangan Jojo. Malah Ika melihat bahwa pelecehan lebih terlihat di komentar yang ditujukan pada Anthony Ginting.

Walaupun begitu, Ika menambahkan, apabila warganet tidak mampu mengontrol dirinya dalam mengomentari tentang tubuh Jonatan Christie, hal tersebut bisa dikategorikan sebagai pelecehan.

"Ketika komentar-komentar jadi mengarah ke merendahkan sosok Jojo dalam arti, mungkin bukan menghina, tapi kemudian merasa bisa memberikan komentar sebebas-bebasnya, seolah-olah Jojo adalah objek fantasinya tanpa memikirkan bahwa Jojo juga individu yang perlu dihargai dan punya privasi," ujar psikolog Yayasan Pulih tersebut.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesetaraan Gender

Ika menambahkan, pelecehan seksual sendiri tidak lepas dari kesetaraan gender. Salah satunya adalah budaya dan konsep pemikiran yang tertanam di masyarakat bahwa laki-laki memiliki derajat lebih tinggi dari perempuan. Inilah yang menjadi penyebab perdebatan mengenai komentar warganet soal tubuh Jonatan Christie.

Walaupun begitu, pelecehan bisa dilihat bukan karena komentar tersebut ditujukan pada laki-laki atau perempuan, melainkan apa tujuan dari komentar tersebut. Dalam kasus Jonatan Christie sendiri, hal itu wajar karena dia memang melakukan selebrasi yang mengundang komentar publik.

"Kalau ada atlet perempuan yang melakukan selebrasi seperti itu sah-sah juga sih kalau ada laki-laki yang komen. Tapi pasti atlet ini juga akan menuai hujatan karena masyarakat kita menyakini bahwa perempuan tidak boleh buka baju di tempat umum," kata Ika.

"Tapi kalau kita lihat atlet voli pantai, maraton, renang, terus ada laki-laki yang komentar vulgar, ya itu jelas tidak depat dan pelecehan. Karena mereka kan tidak dengan sengaja memamerkan tubuhnya," tambahnya.

Sehingga, dalam hal ini bukan kepada siapa komentar tersebut ditujukan, tapi apa tujuannya.

"Ketika itu lebih menjadikan obyek seseorang, sehingga tidak lagi memikirkan hak dan privasinya, maka itu perlu diwaspadai mengarah kepada pelecehan," ucap Ika.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.