Sukses

Peraih Emas Asian Games Defia Rosmaniar Bisa Bosan dengan Taekwondo

Defia Rosmaniar menjadi sorotan publik. Namanya dielu-elukan masyarakat Indonesia setelah ia menerima medali emas pertama untuk Indonesia di Asian Games 2018. Namun, dia mengakui pernah bosan berlatih taekwondo di awal latihannya.

Liputan6.com, Jakarta Nama Defia Rosmaniar menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini. Berkat dirinya, Indonesia meraih medali emas pertama di Asian Games 2018.

Defia Rosmaniar mengaku bahwa dirinya hanya ikut-ikutan sang kakak terjun ke dunia taekwondo. Defia mengatakan mulai berlatih sejak umur 14 tahun dengan mengikuti ekstrakurikuler di sekolah menengah pertama.

Bukan tanpa rasa jenuh. Saat menjalani masa-masa awal latihannya, Defia Rosmaniar sempat mengaku bosan dalam menjalani latihan bela diri asal Korea, yang dia akui memiliki latihan yang berat tersebut.

"Awal-awal aku sempat bosan. Sempat ingin berhenti juga. Cuma ya sudah, jalanin ajalah," kata Defia Rosmaniar ketika ditemui Health Liputan6.com di SCTV Tower, ditulis Selasa (21/8/2018).

Namun siapa sangka, rasa abai pada jenuhnya itu membawa nama atlet berhijab tersebut dielu-elukan karena prestasinya di kancah Asian Games.

Pada Minggu (19/8/2018), Defia berhasil mengalahkan atlet taekwondo asal Iran, Marjan Shalahshouri, di Plennary Hall JCC Senayan. Dia menjadi yang terbaik di nomor individu poomsae putri Asian Games 2018.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gugup Hadapi Korea

Defia mengatakan, ini pertama kalinya dia mengikuti Asian Games. Selain itu, dia juga tak ingin memalukan nama Indonesia yang menjadi tuan rumah. Hal ini membuatnya harus berlatih lebih keras daripada sebelumnya.

"Kadang dari pagi, siang, sampai sore, malam lagi," kata Defia menuturkan. Dia menambahkan, dalam sehari paling tidak berlatih tiga kali sehari.

Sekalipun sudah berlatih keras, tentu Defia juga memiliki rasa gugup tersendiri, apalagi saat harus berhadapan dengan Korea.

"Sempat agak grogi juga. Karena dia aku tidak bisa melihat teknik dia. Karena dia jarang (terlihat) latihan. Dia menutupi tekniknya. Cuma pas sudah di lapangan jalanin sajalah," kata Defia.

Seakan tidak menggubris rasa takutnya, Defia dengan percaya diri tampil dengan maksimal. Dia mengatakan, hal tersebut muncul karena Indonesia adalah tuan rumah.

"Saat tanding itu bagus-bagusan mental saja, sih," kata Defia.

 

3 dari 3 halaman

Menangis Saat 'Indonesia' Disebut

Kedatangan Presiden Indonesia Joko Widodo dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia menjadi salah satu momen paling menakjubkan usai dirinya melewati pertandingan tersebut.

Terutama, ketika dia menerima medali emas yang dikalungkan langsung oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut dan nama negara Indonesia disebut sebagai pemenang.

"Saat Indonesia disebut, 'Indonesia!' itu aku sangat bangga banget. Di situ aku benar-benar menangis bahagia, di situ aku sujud syukur," ujar Defia.

Defia mendedikasikan kemenangan tersebut untuk orangtuanya. Untuk sang ibu dan juga almarhum ayahnya. Yang pasti, dia juga mendedikasikan kemenangan itu untuk seluruh rakyat Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.