Sukses

Ketua Komda KIPI Kalbar: Vaksin MR Tidak Sebabkan Infeksi Otak

Berdasarkan hasil investigasi kematian RWP tidak terkait dengan pemberian vaksin MR (Measles Rubella).

Liputan6.com, Jakarta Komite Daerah (Komda) Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kalimantan Barat sudah melakukan investigasi terkait kasus meninggalnya siswa berinsial RWP (12) asal Pontianak. Hasilnya, kematian RWP tidak terkait dengan pemberian vaksin MR (Measles Rubella).

“Penyebab kematian diduga Enchepalitis. Vaksin MR tidak menyebabkan terjadinya infeksi otak atau Encephalitis. Sehingga, kejadian ini merupakan co-insiden dan tidak berhubungan dengan imunisasi MR," kata Ketua Komda KIPI, dr James Alvin SpA seperti mengutip rilis Sehat Negeriku, Kamis (16/8/2018).

RWP mendapat vaksin MR pada Kamis, 2 Agustus 2018, pagi. Tindakan tersebut dilakukan setelah menunjukkan formulir kesediaan yang telah ditandatangani ayahnya. Pada Senin (6/8/2018), RWP berobat jalan ke dokter praktik swasta dengan keluhan sesak napas dan sakit dada akibat terbentur meja karena jatuh di sekolah. Meski demikian, RWP tetap bersekolah pada 4-9 Agustus 2018.

Lalu, pada Jumat (10/8/2018) RWP dibawa ke Puskesmas Telaga Biru dengan keluhan sama, yakni nyeri di dada akibat terbentur meja dan sesak napas.

Pada pukul 11.00 WIB, RWP dirujuk ke RS Yarsi. Di dalam perjalanan ia sempat pingsan juga mengeluh dada sesak, sakit kepala, dan muntah. Saat itu, dilakukan pengecekkan laboratorium dan hasil cek gula darah sewaktu menunjukkan angka yang sangat tinggi yakni 414 mg/dl.

Sekitar pukul 12.00 WIB kasus dirujuk ke RSUD Soedarso dengan kondisi kesadaran menurun, hasil gula darah sewaktu (GDS) sangat tinggi (414 mmhg/dl) dengan jumlah leukosit yang rendah (23,37). Lalu dilakukan CT Scan, dan hasilnya mengarah ke diagnosis Encephalitis.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prosedur vaksin MR

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr. Sidiq Handanu, menyatakan program imunisasi bukanlah sesuatu hal yang baru. Imunisasi campak telah dilakukan sejak 20 tahun lalu.

“Biasanya imunisasi kan campak saja. Sekarang ini ditambah (kandungannya) menjadi imunisasi campak dan rubella,” tutur Sidiq pada konferensi pers beberapa waktu lalu.

Saat petugas kesehatan mengimuniasi vaksin MR harus sesuai prosedur. Sebelum dilakukan imunisasi, setiap anak diberikan formulir yang harus dilengkapi dan diisi oleh orangtua. Formulir itu berisi informasi terkait riwayat penyakit maupun kondisi kesehatan.

Selain itu, petugas kesehatan juga melakukan screening agar diketahui apakah anak tersebut layak vaksin atau tidak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.