Sukses

Banyak Calon Haji yang Dirawat Gara-Gara Hal Ini

Calon haji Indonesia banyak yang berisiko kesehatan tinggi (risti), sehingga harus bisa menjaga kesehatannya.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak calon haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Makkah karena malas minum air, sehingga mengalami kendala kesehatan, kata Direktur KKHI Makkah Nirwan Satria.

"Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak nafas, kurang minum, dan malas makan. Ketika datang ke UGD, jemaah dalam keadaan lemah dan kami tangani," kata Nirwan di Makkah, Kamis.

Dia mengatakan calhaj Indonesia banyak yang berisiko kesehatan tinggi (risti), sehingga harus bisa menjaga kesehatannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan rajin minum, makan tepat waktu, dan mengurangi aktivitas yang tidak penting.

Khusus untuk minum, dia mengatakan calhaj membutuhkan banyak cairan karena di Arab Saudi memiliki cuaca yang panas dan kering, sehingga hidrasi diri menjadi penting.

Dengan kebugaran yang baik, kata dia, calhaj bisa mempersiapkan fisik untuk amalan ibadah haji berdiam diri atau wukuf di Arafah. Amalan tersebut tergolong berat karena jemaah calon haji harus tinggal di tenda dengan bentang alam padang tandus yang panas dan kering.

"Karena haji itu wukuf di Padang Arafah, maka kita siapkan fisik untuk menyambut wukuf pada saatnya nanti," kata dia.

Pada suhu yang tergolong ekstrem di Saudi, kata Nirwan mengingatkan, jemaah agar menggunakan alat pelindung diri (APD) standar.

"Siang hari bisa 46 derajat Celsius. Sehingga kita melindungi jemaah dengan membagikan alat pelindung diri. Tim promotif preventif (TPP) kita ada di garda depan untuk mengingatkan jemaah agar menggunakan alat-alat, seperti masker, payung, semprotan wajah, sehingga jemaah kita tidak kekurangan cairan," katanya.

Temperatur panas, kata dia, bisa memicu jemaah terkena dehidrasi, sehingga bisa mengalami kejang panas atau heatstroke, kesadaran berkurang, berbicara sendiri, bahkan kehilangan kesadaran.

Untuk menangani itu, Nirwan mengatakan rekan calhaj lain bisa membantu penderita membaringkan jemaah, melonggarkan pakaian dan menyiram tubuh korban dengan air dingin sebanyak-banyaknya. Penting juga untuk menghindarkan calhaj bersangkutan dari sengatan matahari secara langsung dan membawanya ke tempat teduh. (Antara/Anom Prihantoro)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.