Sukses

Gelombang Panas Bisa Sebabkan 3 Kondisi Kesehatan Ini

Gelombang panas yang melanda beberapa wilayah di dunia bisa berdampak pada kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan memprediksi, gelombang panas akan semakin sering terjadi, setiap dua tahun sekali pada paruh abad ke-21, mengutip laman DW

Beberapa wilayah di dunia telah merasakannya sejak Juni 2018. Gelombang panas menyebabkan kebakaran hutan, menghancurkan sumber pangan, serta menewaskan ratusan orang.

Pada daerah terdampak seperti di bagian pusat dan timur AS misalnya, Weather Forecast Office of New York memperingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati agar terhindar dari penyakit terkait suhu cuaca panas.

"Cuaca panas dan lembap seperti yang kita alami akhir minggu ini bisa menyebabkan penyakit, bahkan kematian," ucap Health Commissioner Dr Mary Bassett, 1 Juli lalu.

Mary Bassett menyarankan agar masyarakat yang memiliki pendingin ruangan untuk menggunakannya, seperti diwartakan Men's Health.

Di Jepang, gelombang panas bahkan telah memakan 65 korban jiwa dalam seminggu terakhir. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan, tingkat cuaca panas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu terlihat di beberapa area.

Mengutip laman BBC, lebih dari 22 ribu orang--yang setengahnya adalah lansia--dilarikan ke rumah sakit karena heat stroke.

Cuaca panas akibat gelombang panas memang bisa memengaruhi kesehatan. Secara umum tubuh mengontrol suhu dengan cara berkeringat, tapi hawa panas yang berlebihan membuat tubuh kesulitan menjalankan fungsinya mendinginkan diri. Hal itu kemudian bisa berujung pada tiga penyakit terkait panas, melansir laman Men's Health, Selasa (24/7/2018). 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3 Gangguan Kesehatan Akibat Gelombang Panas

1. Heat Cramps (kram karena panas)

Kejang otot yang sangat menyakitkan ini biasanya muncul ketika atau setelah berolahraga intens saat suhu udara tinggi. Kram karena panas adalah gangguan kesehatan yang tidak terlalu serius.

Ketika kamu memutuskan untuk tetap berolahraga berat saat cuaca panas, berhati-hatilah agar tidak mengalami nyeri dan kejang--biasanya di kaki--, keringat berlebih, serta kulit memerah. Centers for Disease Control and Prevention menyarankan agar individu yang mengalami hal tersebut segera menghentikan aktivitas dan menghidrasi tubuh dengan air. Segera temui dokter bila kamu merasakan gangguan jantung atau nyeri tetap bertahan lebih satu jam.

 

3 dari 4 halaman

2. Heat Exhaustion (kelelahan akibat panas)

2. Heat Exhaustion (kelelahan akibat panas)

Kelelahan akibat panas atau heat exhaustion adalah kondisi kesehatan yang lebih serius dari kram karena cuaca panas. Umumnya kondisi ini muncul karena aktivitas fisik saat cuaca panas yang diiringi lembab. Ketika mengalami kram akibat panas, seseorang akan mengalami keringat berlebih, nyeri otot, serta kejang. Saat kondisi semakin parah, individu tersebut juga bisa mengalami kelelahan, pusing, mual, sakit kepala, serta kulit dingin dan lembap.

Untuk mengatasi kelelahan akibat panas, CDC menyarankan untuk beristirahat di area yang sejuk, menghidrasi tubuh dengan air, serta mandi air dingin. Bila gejala berlangsung lebih lama dari satu jam dan individu tersebut mulai muntah, saatnya mencari bantuan medis.

 

4 dari 4 halaman

3. Heatstroke

 

Heatstroke bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kerusakan otak, organ tubuh, serta otot, hingga kematian bila tak segera ditangani. Kondisi kesehatan serius akibat cuaca panas ini terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius dan tak bisa menjaganya tetap dingin. Pada tahap ini, individu itu mungkin merasa kebingungan atau mengigau, berbicara cadel, atau detak jantung meningkat atau napas tersengal.

Siapa pun yang mengalami kondisi tersebut sebaiknya secara mencari pertolongan medis. Sementara itu, Mayo Clinic merekomendasikan agar orang tersebut mandi air dingin atau mendinginkan tubuh dengan es di tempat yang terlindung dari matahari sambil menunggu pertolongan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.