Sukses

Jangan Gunakan Bahasa Asing pada Label Susu Kental Manis

Begini anjuran Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pencantuman label pada produk susu kental manis.

 

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara soal isu susu kental manis yang marak diperbincangkan publik. Menurut KPAI, ada kesalahan persepsi terhadap produk tersebut.

 

Baca juga:

 

Asumsi masyarakat selama ini, menurut Komisioner Bidang Kesehatan Napza Sitti Hikmawatty, susu kental manis sebagai susu untuk pertumbuhan. Yang benar adalah susu kental manis digunakan sebagai topping makanan.

Menyoroti hal tersebut, KPAI memberikan anjuran terhadap iklan dan label susu kental manis agar lebih dipahami masyarakat.

 

Baca juga:

 

"Secara tegas tidak menggunakan bahasa Inggris. Ya, misalnya, 'Not recommended for (Tidak dianjurkan untuk).' Kan, orang belum tentu mengerti artinya apa," jelas Sitti saat sesi konferensi pers "Susu Kental Manis" di Kantor KPAI, Jakarta, siang tadi, Rabu (11/7/2018).

Kalimat larangan, seperti 'Dilarang untuk Anak Balita' harus tertera tegas. Bagi orang yang tidak bisa membaca, peringatan larangan bisa berbentuk gambar.

 

Baca juga:

  • Susu Kental Manis Frisian Flag Gold Lezatkan Sarapan Harian
  • Fakta Susu Kental Manis yang Sering Jadi Menu Sarapan Sehat
  • 5 Kreasi Susu Kental Manis Frisian Flag untuk Sarapan Pagi

 

"Gambar pada label susu kental manis juga harus jelas," lanjut Sitti.

Pencantuman zat gizi pada label juga harus tepat. Ini dikarenakan susu kental manis mengandung lebih banyak gula.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahasa harus tegas

Penggunaan bahasa juga harus tegas saat mempromosikan susu kental manis. Susu kental manis tidak dianjurkan untuk bayi. Ini dipengaruhi kandungan gula tinggi.

"Kandungan gula tinggi dalam karbohidrat itu miskin zat gizi. Karena bukan karbohidrat kompleks--kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral," Sitti menambahkan.

Yang tak kalah penting, tidak mengunakan bahasa hiperbola, yang terlalu berlebihan. Bahasa harus mudah dimengerti konsumen.

 

Baca juga:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.