Sukses

12 Bocah Terjebak Berhari-hari di Sebuah Gua, Saat Ditemukan Tampak Ceria, Kenapa?

Terjebak dalam gua di Thailand, Ekapol membantu menyokong agar semangat hidup anak didiknya tetap menyala di tengah ketidakpastian.

Liputan6.com, Jakarta Rasa panik dan cemas tentu melanda 12 bocah yang tergabung dalam tim sepakbola remaja asal Thailand bersama pelatih mereka Ekapol Chanthawong (25) yang terjebak dalam gua gelap berhari-hari. Untungnya, Ekapol bisa membantu mendorong agar semangat hidup anak didiknya tetap menyala di tengah ketidakpastian.

Menurut salah satu tim penyelamat yang berhasil menemukan mereka, Ekapol mengajari anak didiknya bermeditasi dan menghemat tenaga sebanyak mungkin sampai mereka ditemukan.

Sebagai orang yang pernah hidup menjadi biksu, meditasi tentu hal yang amat dikuasainya. "Dia biasa bermeditasi hingga satu jam. Itu pasti membantunya dan anak-anak tetap tenang," kata bibi Ekapol, Tham Chanthawong mengutip laman NYTimes, Senin (9/7/2018).

Saat ditemukan tim penyelamat pada 2 Juli 2018 atau 10 hari sesudah mereka terjebak dalam Gua Tham Luang Nang Non, yang berada di perbatasan Thailand - Myanmar secara umum mereka sehat secara fisik. Menurut pakar, bila kondisi mental mereka tak baik bisa memperburuk keadaaan.

Dalam sebuah video yang diambil ketika tim penyelamat berhasil menemukan belasan bocah 11-16 tahun itu kondisi mental mereka baik. Walau terlihat lemah dan kurus, mereka tetap bersemangat dan tersenyum saat salah satu tim penyelamat melemparkan candaan.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Meditasi bisa membantu bertahan dalam keadaan sulit

Para pakar psikologi mengungkapkan meditasi yang diajarkan Ekapol pada anak didiknya, berpengaruh terhadap semangat hidup anak didiknya.

"Saya berpendapat, meditasi bisa membantu. Lalu, perasaan dicintai serta peduli itu juga penting" kata profesor psikologi asal State University of New York, Michael Poulin.

Hal senada juga dipaparkan profesor psikiatri dari University of Stanford, David Spiegel bahwa meditasi bisa membantu mengangkat mental ketika dalam kondisi tidak menyenangkan.

Menurut salah satu orangtua yang anaknya terperangkap, Aisha, tidak meragukan ketenangan Ekapol. Bisa jadi itu yang membuat anak laki-lakinya yang berusia 11 tahun tetap tenang.

"Lihatlah betapa tenangnya mereka di sana duduk menunggu bantuan datang. Tidak ada yang yang menangis. Itu mengherankan," kata Aisha saat melihat video ketika para korban ditemukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.