Sukses

Piala Dunia 2018 : Permainan Kylian Mbappe Perlihatkan Sisi Gelap Pinggiran Kota Paris

Prestasi Kylian Mbappe dan Timnas Prancis di ajang Piala Dunia tidak hanya membawa semangat positif bagi negara itu, juga membuka mata publik tentang sisi gelap daerah pinggiran di sana

Liputan6.com, Jakarta Semangat juang dan permainan tim nasional Prancis di Piala Dunia 2018 memang membawa energi positif. Di sisi lain, hal tersebut juga seakan membuka sisi gelap dari pinggiran kota di negara itu.

Sebagian anggota Timnas Perancis Piala Dunia berasal dari kaum "les banlieues", sebutan bagi mereka mereka yang tidak berkulit putih, berasal dari pinggiran kota, dan merupakan buruh. Kebanyakan dari mereka berada di sekitar kota besar seperti Paris, Lyon, dan Marseilles.

Salah satu pemain yang mencuri perhatian di Piala Dunia, Kylian Mbappe berasal dari pinggiran Paris, Bondy. Jaraknya kurang dari 16 kilometer dari pusat kota tapi terasa seperti dunia yang berbeda dengan bangunan-bangunannya yang khas.

Walikota Bondy, Sylvine Thomassin mengatakan, efek dari Kylian Mbappe merupakan sebuah dorongan nyata bagi kota tersebut.

"Ini luar biasa. Karena begitu sering orang bicara tentang pinggiran kota dari sisi yang negatif," kata Thomassin seperti dilansir dari National Public Radio pada Jumat (6/7/2018).

Menurut Thomassin, Mbappe berasal dari keluarga yang sudah tinggal di Bondy sejak tiga generasi. Mereka berasal dari Aljazair dan Kamerun.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menghadapi Diskriminasi

Dimulai di akhir 1950 hingga 1960-an, para pekerja imigran yang kebanyakan berasal dari Afrika Utara berbondong-bondong ke Prancis.

Mereka bekerja di pekerjaan konstruksi dan tinggal di proyek perumahan di sekitar kota besar. Namun saat ini, pekerjaan mereka saat ini telah banyak hilang dan perumahannya telah runtuh.

Banyak orang yang tinggal di sana mengatakan bahwa mereka menghadapi diskriminasi.

Walau begitu, sepertinya tidak semua orang peduli tentang Kylian Mbappe. Seorang penduduk setempat Nordine Beta mengatakan, dia tidak masalah jika Mbappe berasal dari tempat itu. Namun, dia menolak untuk mendukung timnas Perancis.

"Orangtua saya orang Aljazair dan saya lahir di sini. Tetapi saya tidak merasa seperti orang Prancis. Orang-orang bertanya selama hidup saya darimana saya berasal. Itu berarti saya masih belum diterima sebagai warga Perancis. Saya harus meyakinkan itu pada diri sendiri," kata Beta.

 

3 dari 4 halaman

Kehilangan Energi Keberagaman

Dua puluh tahun yang lalu, Prancis memenangkan Piala Dunia dengan anggota tim berasal dari beragam ras. Ini dianggap sebagai harapan adanya keharmonisan di negara fesyen ini. 

Namun, kerusuhan beberapa tahun di pinggiran, membuyarkan semua harapan tersebut.

Pemerintah kerap berjanji untuk membenahi pinggiran kota namun sebagian besar tidak terpenuhi. Daerah-daerah tersebut sekarang lebih sering menangani masalah mereka sendiri.

Di kota asal Mbappe, Bondy, blok-blok perumahan umum yang lama diruntuhkan dan digantikan unit-unit perumahan kecil yang lebih menarik.

Walikota Thomassin mengatakan, ada energi tentang keberagaman di pinggiran kota yang hilang.

"Pinggiran kota kami dipenuhi dengan bakat dan motivasi. Tapi sebagian besar Prancis belum menyadari hal ini. Ada dunia lain di sisi lain jalan raya Paris," katanya.

4 dari 4 halaman

Menarik Tim Sepakbola Profesional

Sekalipun saat ini sering diidentikkan dengan kota asal yang menjadi tempat bersembunyinya pelaku teror, pinggiran Paris menarik perhatian perekrut tim sepak bola beberapa tahun terakhir. Beberapa pemain dari klub kecil saat ini telah bermain secara profesional di Prancis dan internasional.

Salah satunya, Mickael Nade yang bermain di sebuah tim sepak bola Sarcelles dan sudah bergabung dengan tim profesional, Saint-Etienne. Orangtuanya berasal dari Pantai Gading, namun dirinya mengatakan merasa sebagai orang Perancis.

"Aku tidak lupa asalku, tapi aku benar-beanr orang Prancis," ujar Nade.

Sarcelles yang terletak tidak jauh dari Bondy. Daerah itu dikenal dengan komunitas Muslim dan Yahudi yang besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.