Sukses

Pelecehan Seksual selama Piala Dunia 2018, Sentuh Payudara hingga Cium Pipi

Di luar lapangan hijau, ada beberapa kejadian pelecehan seksual selama Piala Dunia 2018 digelar.

Liputan6.com, Jakarta Dibalik pertandingan seru Piala Dunia 2018 serta kejutan kepulangan negara-negara jagoan, ada hal lain mencuat. Yakni adanya kasus pelecehan seksual selama gelaran empat tahunan ini digelar di Rusia.

Di awal kompetisi Piala Dunia 2018 digelar, terekam ketika penggemar Brasil mengajari wania Russia untuk menyebut organ genital wanita tersebut dengan bernyanyi.

Tak cuma itu. Ada video lain yang merekam ketika penggemar Kosta Rika mengajari wanita Rusia mengatakan 'I want to suck your dick' dalam bahasa Spanyol.

 

 

Tak cuma di kalangan penggemar, pelecehan seksual juga terjadi pada jurnalis perempuan yang bertugas di Rusia. Paling tidak ada tiga pelecehan seksual yang dilakukan kala jurnalis perempuan tengah bekerja.

Pertama, ada seorang pria berusaha mencium reporter olahraga asal Brasil, Julia Guimaraes. "Jangan lakukan ini, saya tidak mengizinkan Anda melakukan ini," kata Julia.

Lalu, jurnalis Aftonbladet TV asal Swedia bernama Malin juga diserang laki-laki yang memegang bahu serta mencium secara paksa saat pertandingan Swedia VS Korea.

Di Moscow, ada seorang pria bertopi sengaja menghampiri koresponden Deutsche Welle (untuk Spanyol), Julieth Gonzalez Tehran yang sedang melaporkan berita. Lalu, dalam hitungan detik pria itu langsung menyentuh payudara serta mencium pipi Tehran.

"Kami tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini. Kami berharga dan bekerja secara profesional," tuturnya usai kejadian itu mengutip laman The Guardian, Selasa (3/7/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada 35 kasus

Organisasi yang bergerak melawan rasisme dan seksisme di sepakbola, Fare Network, mencatat ada 35 insiden pelecehan seksual seksual dan penyerangan. Sebagian besar kejadian yang tercatat ada di Moskow.

"Ini adalah seksisme terburuk yang pernah kami lihat di piala dunia," kata Executive Director Fare Network terdahulu kepada The Guardian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini