Sukses

Sakit Kepala Muncul Setelah Menangis Tersedu-sedu, Ini Alasannya

Setelah menangis tersedu-sedu, hati bisa jadi terasa lebih ringan, tapi seringnya diiringi dengan sakit kepala yang datang.

Liputan6.com, Jakarta Menangis terkadang memang diperlukan. Emosi yang meluap, sehingga air mata bercucuran adalah respons yang alami. Tak jarang, intensitas emosi membuat Anda sampai menangis tersedu-sedu. 

Emosi yang sangat mendalam dan intens saat menangis ini sayangnya bisa menyebabkan beberapa keluhan fisik. Rasa lelah, sesak napas, mata bengkak, dan sakit kepala bisa muncul setelah Anda menangis tersedu-sedu.

Mekanisme bagaimana menangis dapat menyebabkan sakit kepala belum diketahui secara pasti. Namun, emosi yang intens, seperti stres dan kecemasan, diketahui dapat memicu proses di otak yang kemudian mencetuskan sakit kepala.

Akan tetapi, salah satu hal yang menarik terkait hal ini adalah menangis yang disebabkan oleh hal-hal bahagia tidak memiliki efek yang sama. Salah satu penelitian juga melaporkan bahwa menangis akibat memotong bawang, misalnya, juga tidak mengakibatkan sakit kepala. Tampaknya, hanya air mata akibat emosi negatif yang berkaitan dengan sakit kepala setelah menangis.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab sakit kepala karena menangis

Apa saja kemungkinan penyebab dari sakit kepala setelah menangis? Salah satunya adalah adanya stres atau tekanan emosional pada individu yang menangis. Hal ini kemudian menyebabkan migrain atau tension-type headache (TTH/sakit kepala tegang).

Migrain dan TTH adalah dua jenis sakit kepala yang paling umum. Migrain biasanya terjadi pada satu sisi kepala, yang sering diikuti dengan mual dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Sementara TTH ditandai dengan sakit kepala yang menekan dan mengikat. Leher dan bahu juga bisa terasa nyeri.

Dalam studi tahun 2013, peneliti menemukan bahwa situasi stres merupakan pemicu terbesar dari migrain dan TTH. Mereka juga melihat bahwa menangis dapat menjadi salah satu penyulut.

Selain itu, pada individu yang memiliki gangguan pada sinus, menangis dapat menyebabkan iritasi pada sinus. Pada kondisi ini, menangis tersedu-sedu dapat memicu sakit kepala sinus yang memiliki karakteristik nyeri berdenyut di antara mata dan dahi.

Dugaan penyebab lainnya adalah bahwa menangis menyebabkan keluarnya air mata dari tubuh, yang bila terjadi secara berlebih, dapat menyebabkan kekurangan cairan pada tubuh atau dehidrasi. Tentunya dehidrasi ini juga dapat mengakibatkan sakit kepala, selain tubuh yang lemas.

3 dari 3 halaman

Cara mengatasi sakit kepala jenis ini

Jenis dan letak sakit kepala yang terjadi dapat berbeda-beda. Sebagian orang dapat melaporkannya sebagai peningkatan tekanan pada dahi atau pada bagian samping dan belakang kepala. Selain rasa nyeri pada kepala, terkadang nyeri juga dapat dirasakan pada punggung dan leher.

Lalu, bila sakit kepala tersebut disertai dengan rasa haus yang berlebih atau rongga mulut yang kering, dapat diduga terjadi kekurangan cairan atau dehidrasi.

Bila seseorang mengalami sakit kepala setelah menangis, apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri? Mengonsumsi obat antinyeri untuk meredakan sakit kepala dapat dilakukan. Minum air dalam jumlah yang cukup juga dapat membantu mengatasi sakit kepala yang berkaitan dengan dehidrasi. 

Sebagai tambahan, disarankan juga untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan positif. Misalnya: berbicara dengan anggota keluarga atau teman dekat, membaca buku, mendengarkan musik santai, meditasi, yoga, berlibur sejenak, dan sebagainya. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kondisi emosi yang dialami dapat mereda.

Menangis tersedu-sedu memang bisa mengakibatkan sakit kepala. Namun apabila sakit kepala sering kali terjadi, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter secara langsung. Nantinya dokter dapat melakukan wawancara medis yang mendetail dan pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab dan penanganan yang paling sesuai.

 

Penulis: dr. Nitish Basant Adnani BMedSc. Sumber: Klikdokter.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.