Sukses

Mahasiswa UNY Manfaatkan Gel Daun Kupu-Kupu untuk Penurun Demam

Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta meneliti daun kupu-kupu dan membuat gel penurun demam dari daun ini

 

Liputan6.com, Jakarta Dari ratusan ribu tanaman obat yang bisa dimanfaatkan di negeri kita, ada jenis daun yang disebut daun kupu-kupu atau dalam Bahasa Latin disebut Bauhinia variegata. Jenis ini belum banyak dimanfaatkan dan selama ini hanya tumbuh sebagai tanaman liar yang bisa tumbuh tanpa perawatan khusus.

Sampai akhirnya, empat mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta menjadikannya sebagai bahan penelitian dan melihat potensinya sebagai obat penurun demam. Shilvi Woro Satiti, Anissa Fitria dari prodi Kimia Fakultas MIPA dan Fahayu Priristia (prodi Akuntansi) dan Anindya Muliawati (prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi), mereka menggagas obat penurun panas demam dari daun kupu-kupu ini dalam bentuk gel.

Salah satu peneliti, Shilvi Woro Satiti mengatakan, daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, antibakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk.

Selain itu, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat antibakteri, sehingga aman bila digunakan sebagai obat luar. "Karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak,"ujar Shilvi seperti dikutip dari laman resmi Universitas negeri Yogyakarta, Selasa (6/5/2018).

Fahayu Priristia menambahkan, obat penurun panas yang mereka buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. "Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif,"kata Fahayu.

Keunggulan produk ini selain menggunakan bahan alami juga aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengekstrak daun

Menurut Anissa Fitria, pembuatan plester gel penurun panas demam ini diawali dengan mengekstraksi daun kupu-kupu. Caranya, daun direndam etanol lalu ditutup aluminium foil selama 3 hari. Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama 2 hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Lalu filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan waterbath dan terbentuk ekstrak kental.

Alur proses pembuatan gel, 1 persen ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol dan air lalu diaduk secara kontinyu. "Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari,"kata Anissa.

Langkah terakhir, pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel seberat 3 gram ditimbang, lekatkan pada plester dan beri penutup plastik. Gel kompres herbal daun kupu-kupu siap digunakan dan dipacking dalam kardus.

Anindya Muliawati menyebutkan, kompres herbal daun kupu-kupu ini diberi nama Kombava yang merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata. "Kami optimis dengan Kombava ini” katanya. Ini karena bahan bakunya mudah ditemukan dan dibudidayakan, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, meningkatkan nilai ekonomis daun kupu-kupu serta belum pernah digunakan sebelumnya untuk kompres gel penurun panas demam. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.