Sukses

7 Faktor Risiko Kanker Melanoma yang Menyerang Adara Taista

Liputan6.com, Jakarta Meninggalnya menantu dari politikus senior Hatta Rajasa, Adara Taista, membuat masyarakat semakin sadar akan bahaya dari kanker melanoma. Mengutip laman American Cancer Society pada Selasa (22/5/2018), ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker melanoma.

Namun, memiliki faktor risiko bukan berarti Anda pasti terkena melanoma. Bahkan, beberapa orang yang tidak memilikinya bisa terkena kanker kulit tersebut.

Walaupun begitu, penting bagi kita untuk tetap mengetahui beberapa faktor risiko tersebut, untuk bisa mencegahnya serta mendeteksinya kanker melanoma lebih awal agar mudah diobati.

1. Paparan sinar ultraviolet (UV)

Sinar UV merupakan faktor risiko utama pada banyak kasus kanker melanoma. Matahari merupakan sumber utamanya. Walaupun sedikit, namun dampak yang berbahaya bisa ditimbulkan.

Sinar UV mampu merusak DNA sel-sel kulit. Kanker akan dimulai ketika kerusakan ini mempengaruhi DNA dalam gen yang mengontrol pertumbuhan sel kulit.

Beberapa ahli mengatakan, melanoma dimulai di daerah seperti wajah, leher, dan lengan, di mana bagian tersebut terkena paparan sinar matahari lebih sering.

2. Tahi lalat

Tahi lalat kebanyakan tidak menimbulkan masalah, namun beberapa dari mereka bisa berbahaya. Namun, mereka yang memiliki banyak tahi lalat, serta dengan bentuk besar dan tidak biasa memiliki tingkat risiko terkena melanoma.

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kulit, Keluarga, dan Sistem Kekebalan Tubuh

3. Kulit cerah, berbintik, dan rambut tipis

Risiko melanoma sesungguhnya lebih tinggi mereka yang berkulit putih. Mereka dengan rambut merah atau pirang, mata biru atau hijau, dan kulit cerah serta memiliki bintik atau mudah terbakar, juga memiliki risiko lebih tinggi.

4. Riwayat keluarga

Risiko melanoma juga menjadi tinggi ketika ada saudara di tingkat pertama mengalami hal tersebut. Hal ini kemungkinan terjadi karena gaya hidup yang kerap terkena sinar matahari, perubahan gen dalam keluarga, kulit yang cerah, atau kombinasi semuanya.

5. Sistem kekebalan lemah

Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebin tinggi mengembangkan berbagai jenis kanker kulit seperti melanoma.

Orang-orang dengan HIV juga memiliki risiko tinggi karena memiliki kekebalan tubuh yang rendah.

 

3 dari 3 halaman

Usia dan Kondisi Bawaan

6. Usia

Melanoma juga bisa terjadi karena usia. Kanker ini kerap terjadi pada usia di bawah 30 tahun. Namun, bisa juga terjadi pada usia tua.

Menurut penelitian di Amerika Serikat, wanita di bawah 50 tahun lebih rentan terkena melanoma, sementara yang pria rentan terkena kanker ini setelah usia 50.

7. Xeroderma pigmentosum

Xeroderma pigmentosum (XP) adalah kondisi bawaan langka yang mempengaruhi kemampuan sel-sel kulit untuk memperbaiki kerusakan pada DNA mereka.

Orang dengan XP tinggi memiliki risiko mengembangkan melanoma dan kanker kulit lain di saat mereka masih muda, terutama pada daerah kulit yang terpapar sinar mentari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.